Vatican City (ANTARA) - Paus Fransiskus pada Minggu, (1/5) menggambarkan perang di Ukraina sebagai "kemunduran mengerikan dari kemanusiaan" yang membuatnya "menderita dan menangis".
Pemimpin Gereja Katolik Roma itu menyerukan adanya koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi orang-orang yang terjebak di pabrik baja Mariupol.
Berbicara di depan ribuan orang di Lapangan Santo Petrus dalam pemberkatan siang, Fransiskus kembali mengkritik Rusia secara implisit.
Dalam ajaran Katolik Roma, bulan Mei didedikasikan bagi Bunda Maria. Fransiskus meminta para jemaat berdoa demi perdamaian di Ukraina.
Baca juga: Inggris mengirim pakar kejahatan perang ke Ukraina
"Pikiran saya langsung menuju kota Mariupol di Ukraina, kota Bunda Maria, yang dibombardir dan dihancurkan secara barbar," kata dia tentang kota pelabuhan yang menyandang nama Maria dan kini sebagian besar wilayah di kota itu diduduki oleh Rusia.
Baca juga: Putin setuju PBB dan Palang Merah bantu evakuasi warga sipil di Mariupol
"Saya menderita dan menangis memikirkan penduduk Ukraina, khususnya mereka yang paling lemah, lansia, anak-anak," kata dia.
Sumber: Antara/Reuters
Pemimpin Gereja Katolik Roma itu menyerukan adanya koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi orang-orang yang terjebak di pabrik baja Mariupol.
Berbicara di depan ribuan orang di Lapangan Santo Petrus dalam pemberkatan siang, Fransiskus kembali mengkritik Rusia secara implisit.
Dalam ajaran Katolik Roma, bulan Mei didedikasikan bagi Bunda Maria. Fransiskus meminta para jemaat berdoa demi perdamaian di Ukraina.
Baca juga: Inggris mengirim pakar kejahatan perang ke Ukraina
"Pikiran saya langsung menuju kota Mariupol di Ukraina, kota Bunda Maria, yang dibombardir dan dihancurkan secara barbar," kata dia tentang kota pelabuhan yang menyandang nama Maria dan kini sebagian besar wilayah di kota itu diduduki oleh Rusia.
Baca juga: Putin setuju PBB dan Palang Merah bantu evakuasi warga sipil di Mariupol
"Saya menderita dan menangis memikirkan penduduk Ukraina, khususnya mereka yang paling lemah, lansia, anak-anak," kata dia.
Sumber: Antara/Reuters