Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah dipicu sentimen pengetatan moneter bank sentral AS The Fed dan juga kekhawatiran terjadinya resesi.

Rupiah ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.853 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.831 per dolar AS.

"Saya lihat pelemahan tidak hanya terjadi pada rupiah, tapi nilai tukar regional lainnya. Jadi faktor eksternal masih kuat mempengaruhi pergerakan rupiah," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu, (29/6/2022).

Faktor eksternal tersebut, lanjut Ariston, masih terkait sentimen kenaikan suku bunga oleh The Fed, isu inflasi dan juga resesi.

"Sementara dari dalam negeri, kekhawatiran inflasi karena kenaikan harga pangan mungkin juga memicu pelemahan rupiah," ujar Ariston.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.848 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.831 per dolar AS hingga Rp14.855 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.848 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.837 per dolar AS.

Baca juga: IHSG diprediksi melemah dibayangi sentimen inflasi

Baca juga: Artikel - Mencermati dampak naiknya suku bunga Fed ke Indonesia


 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah ditutup melemah dipicu sentimen The Fed dan resesi

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024