Kupang (ANTARA) - Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan tim untuk mengawasi lokasi yang menjadi tempat pemotongan hewan kurban guna mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan di provinsi berbasis kepulauan itu.
Kepala Dinas Peternakan NTT Yohana Lisapaly di Kupang, Jumat, (8/7/2022) mengatakan pihaknya sudah menyurati dinas kabupaten/kota di NTT untuk melakukan pemantauan di tempat penyembelihan hewan kurban.
"Kalau kabupaten/kota kita berikan surat pemberitahuan, sementara untuk Kota Kupang Dinas Peternakan NTT akan turun langsung dengan dokter hewan," katanya.
Karena itu, lanjutnya, tim dokter dan sejumlah petugas lainnya sudah mulai turun Sabtu (9/7) besok untuk memeriksa kesehatan hewan sebelum disembelih untuk dikurbankan. Setelah itu jika ada yang sudah menyembelih maka akan diperiksa lagi secara klinis organ bagian dalamnya untuk memastikan bisa dikonsumsi.
"Jadi saat proses penyembelihan juga akan ada tim yang ditugaskan untuk mendampingi langsung agar bisa memantau dan memeriksa organ dalam dari hewan ternak yang disembelih untuk dikurbankan," tambah dia.
Yohana yang juga adalah PLT Sekda NTT itu menambahkan bahwa hingga saat ini NTT masih aman dari kasus PMK, sehingga pengawasan dan pencegahan terus dilakukan.
Menurut dia, perlu kerja sama semua pihak agar wabah itu tidak sampai masuk NTT sehingga tidak mengganggu rantai pasokan sapi ke luar NTT.
Kepala Balai Karantina Kelas I Kupang Yulius Umbu H mengatakan Karantina Hewan bertugas mencegah masuknya berbagai hewan berkuku belah dari luar NTT yang dapat menularkan PMK.
"Namun jika memang dibutuhkan untuk pemeriksaan kesehatan hewan jelang penyembelihan, kita siap," tambah.
Pada intinya, kata dia, lokasi atau tempat penyembelihan hewan itu juga harus bersih dan bukan tempat kumuh yang dapat menyebarkan penyakit atau virus.
Baca juga: Satgas:Tiga provinsi seluruh wilayahnya terinfeksi PMK
Baca juga: NTT kirim 28.826 ekor ternak sapi untuk Idul Adha
Kepala Dinas Peternakan NTT Yohana Lisapaly di Kupang, Jumat, (8/7/2022) mengatakan pihaknya sudah menyurati dinas kabupaten/kota di NTT untuk melakukan pemantauan di tempat penyembelihan hewan kurban.
"Kalau kabupaten/kota kita berikan surat pemberitahuan, sementara untuk Kota Kupang Dinas Peternakan NTT akan turun langsung dengan dokter hewan," katanya.
Karena itu, lanjutnya, tim dokter dan sejumlah petugas lainnya sudah mulai turun Sabtu (9/7) besok untuk memeriksa kesehatan hewan sebelum disembelih untuk dikurbankan. Setelah itu jika ada yang sudah menyembelih maka akan diperiksa lagi secara klinis organ bagian dalamnya untuk memastikan bisa dikonsumsi.
"Jadi saat proses penyembelihan juga akan ada tim yang ditugaskan untuk mendampingi langsung agar bisa memantau dan memeriksa organ dalam dari hewan ternak yang disembelih untuk dikurbankan," tambah dia.
Yohana yang juga adalah PLT Sekda NTT itu menambahkan bahwa hingga saat ini NTT masih aman dari kasus PMK, sehingga pengawasan dan pencegahan terus dilakukan.
Menurut dia, perlu kerja sama semua pihak agar wabah itu tidak sampai masuk NTT sehingga tidak mengganggu rantai pasokan sapi ke luar NTT.
Kepala Balai Karantina Kelas I Kupang Yulius Umbu H mengatakan Karantina Hewan bertugas mencegah masuknya berbagai hewan berkuku belah dari luar NTT yang dapat menularkan PMK.
"Namun jika memang dibutuhkan untuk pemeriksaan kesehatan hewan jelang penyembelihan, kita siap," tambah.
Pada intinya, kata dia, lokasi atau tempat penyembelihan hewan itu juga harus bersih dan bukan tempat kumuh yang dapat menyebarkan penyakit atau virus.
Baca juga: Satgas:Tiga provinsi seluruh wilayahnya terinfeksi PMK
Baca juga: NTT kirim 28.826 ekor ternak sapi untuk Idul Adha