Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi dibuka melemah di tengah tekanan inflasi global yang masih tinggi.

Rupiah pagi ini bergerak melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.985 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.975 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah mungkin bisa melemah terhadap dolar AS hari ini dengan sentimen The Fed yang makin menguat dan kekhawatiran pasar terhadap inflasi meninggi," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Selasa, (12/7/2022).

Menurut Ariston, pelaku pasar berekspektasi besar bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada Juli ini sebesar 75 basis poin dan pada September 50 basis poin.

"Tekanan inflasi yang masih tinggi dan situasi ketenagakerjaan yang membaik di AS mendorong ekspektasi tersebut," ujar Ariston.

Selain itu, lanjut Ariston, meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi dan resesi mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dolar AS sehingga dolar AS semakin menguat.

"Dunia dihadapkan pada kenaikan harga energi dan pangan akibat perang yang menyebabkan harga barang konsumsi naik. Ini bakal mengikis daya beli masyarakat dan akhirnya menekan pertumbuhan ekonomi," kata Ariston.

Baca juga: Emas jatuh setelah dolar meroket

Baca juga: Dolar cenderung datar terhadap mata uang utama


 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah, pasar khawatir inflasi global yang masih tinggi

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024