Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkomitmen untuk memperkuat rantai pasok dan membuka pasar yang lebih luas bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama).
"Kami berkomitmen membuka akses pasar yang lebih luas lagi bagi pelaku UMKM, tidak hanya untuk suplai Labuan Bajo, tapi bisa masuk ke e-katalog pemerintah," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Labuan Bajo, Sabtu, (10/9/2022).
Salah satu wujud komitmen itu melalui kegiatan Temu Bisnis Penguatan Rantai Pasok di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf melalui Deputi Bidang Industri dan Investasi, Jumat.
Temu bisnis itu dihadiri oleh 40 UMKM pelaku ekonomi kreatif di berbagai bidang seperti kriya, kuliner, event, dan jasa.
Mereka dipertemukan dengan pihak hotel, restoran, pusat oleh-oleh, dan pengusaha kapal wisata dengan total sebanyak 30 demand.
Shana mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk mendorong terjalinnya kerja sama antara industri pariwisata dengan UMKM sektor Ekonomi Kreatif di DPSP Labuan Bajo.
Dengan adanya kerja sama itu, berbagai produk ekraf dan pasokan produk di industri pariwisata dapat disiapkan oleh para pelaku usaha di Labuan Bajo dan sekitarnya. Tentunya konten lokal dalam rantai pasok industri bisa terus diperkuat sehingga produk yang ada di Labuan Bajo dipastikan merupakan produk lokal.
Baca juga: BPOLBF maknai HUT RI dengan siap berkolaborasi majukan pariwisata
Shana menyampaikan BPOLBF sebagai akselerator pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores juga mendorong pelaku UMKM untuk mendaftarkan produk ke e-Katalog LKPP. Dalam katalog itu, pemerintah mewajibkan unsur perangkat daerah untuk membeli produk dari katalog pemerintah itu.
Baca juga: BPOLBF gali potensi kembangkan ekonomi digital Labuan Bajo Flores
"Kami dorong mereka untuk mendaftarkan produknya di katalog lokal pemerintah, tentunya dengan terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk," kata dia menandaskan.
Adapun temu bisnis itu berhasil mencapai nilai kesepakatan sebesar Rp2,5 miliar.
"Kami berkomitmen membuka akses pasar yang lebih luas lagi bagi pelaku UMKM, tidak hanya untuk suplai Labuan Bajo, tapi bisa masuk ke e-katalog pemerintah," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Labuan Bajo, Sabtu, (10/9/2022).
Salah satu wujud komitmen itu melalui kegiatan Temu Bisnis Penguatan Rantai Pasok di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf melalui Deputi Bidang Industri dan Investasi, Jumat.
Temu bisnis itu dihadiri oleh 40 UMKM pelaku ekonomi kreatif di berbagai bidang seperti kriya, kuliner, event, dan jasa.
Mereka dipertemukan dengan pihak hotel, restoran, pusat oleh-oleh, dan pengusaha kapal wisata dengan total sebanyak 30 demand.
Shana mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk mendorong terjalinnya kerja sama antara industri pariwisata dengan UMKM sektor Ekonomi Kreatif di DPSP Labuan Bajo.
Dengan adanya kerja sama itu, berbagai produk ekraf dan pasokan produk di industri pariwisata dapat disiapkan oleh para pelaku usaha di Labuan Bajo dan sekitarnya. Tentunya konten lokal dalam rantai pasok industri bisa terus diperkuat sehingga produk yang ada di Labuan Bajo dipastikan merupakan produk lokal.
Baca juga: BPOLBF maknai HUT RI dengan siap berkolaborasi majukan pariwisata
Shana menyampaikan BPOLBF sebagai akselerator pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores juga mendorong pelaku UMKM untuk mendaftarkan produk ke e-Katalog LKPP. Dalam katalog itu, pemerintah mewajibkan unsur perangkat daerah untuk membeli produk dari katalog pemerintah itu.
Baca juga: BPOLBF gali potensi kembangkan ekonomi digital Labuan Bajo Flores
"Kami dorong mereka untuk mendaftarkan produknya di katalog lokal pemerintah, tentunya dengan terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk," kata dia menandaskan.
Adapun temu bisnis itu berhasil mencapai nilai kesepakatan sebesar Rp2,5 miliar.