Kupang (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau kepada Pemprov NTT untuk menyiapkan fasilitas cuci darah khusus anak dampak dari kasus gagal akut pada anak di daerah itu.

“Saya sudah usulkan kepada dinas terkait agar mulai merespon hal ini dengan menyediakan fasilitas cuci darah buat anak di RS sehingga tak perlu dirujuk lagi ke Denpasar atau daerah lain,” kata Ketua IDAI NTT dr. Woro Indri Padmowisi di Kupang, Sabtu, (22/10/2022.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan semakin tingginya angka kasus kematian anak akibat alami gagal ginjal akut dampak dari obat sirop  Paracetamol yang diduga mengandung bahan berbahaya.

Dia memberikan contoh seperti yang terjadi pada Kamis lalu, saat seorang anak dari Sumba Barat terpaksa disiapkan untuk dirujuk ke RS di Denpasar akibat tak adanya fasilitas kesehatan yang memadai di NTT.

Namun tak jadi dirujuk karena anak usia 1 tahun 10 bulan itu meninggal dunia pada hari tersebut karena sudah sangat parah kondisinya.

Woro menilai bahwa RS pemerintah di Kota Kupang seperti RS WZ Johannes atau SK Lerik dapat menyediakan fasilitas tersebut agar tak perlu ada rujukan lagi keluar dari NTT.

Dia menjelaskan bahwa beberapa RS di Kota Kupang ini hanya bisa melakukan cuci dara buat orang dewasa saja, sementara buat anak-anak tidak bisa.

“Hal ini karena alat yang digunakan untuk anak berbeda dengan yang digunakan oleh orang dewasa,” ujar Woro.

Dia pun berharap agar usulan tersebut dapat didengar sehingga dalam waktu dekat ini NTT bisa memiliki fasilitas cuci darah khusus bagi anak-anak.

Sebelumnya diberitakan bahwa seorang anak usia 1 tahun 10 bulan dilaporkan meninggal dunia karena diduga terjangkit penyakit gagal ginjal akut.

Kasus tersebut terjadi lagi, setelah sebelumnya seorang anak di kabupaten Rote Ndao juga menderita hal yang sama dan tak tertolong.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024