Pemkab Mabar optimalkan pengembangan produk dua desa wisata

id desa wisata,pariwisata desa,pemkab manggarai barat,labuan bajo,manggarai barat,ntt,coal,loha,fasmadewi

Pemkab Mabar optimalkan pengembangan produk dua desa wisata

Bukit Porong merupakan salah satu daya tarik wisata yang dikembangkan oleh Pokdarwis Bukit Porong Tedeng di Desa Wisata Coal, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (ANTARA/HO-Pokdarwis Bukit Porong Tedeng)

Kalau sudah ada kunjungan, ada perputaran ekonomi dalam desa itu...
Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur mengoptimalkan pengembangan produk dari dua desa wisata, yaitu Desa Coal dan Desa Loha, untuk menarik minat kunjungan lewat Program Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata (Fasmadewi) tahun 2022.

"Fasmadewi telah berlangsung sejak Maret hingga Desember dengan hasil akhir peluncuran berbagai produk wisata di Desa Coal dan Loha yang mana atraksi desa dapat dikemas dan dipasarkan dalam bentuk produk wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat Pius Baut di Labuan Bajo, Selasa, (27/12/2022).

Program Fasmadewi ini, ujar dia, merupakan program inovasi Pemkab Manggarai Barat tahun 2022 untuk mengoptimalkan produk dari desa wisata Coal dan Loha.

Dalam program ini, lanjutnya, fasilitator memberikan 11 jenis kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas diantaranya sosialisasi program Fasmadewi, assessment desa wisata, penguatan organisasi, pelatihan manajemen keuangan, kepemanduan wisata, pembuatan paket wisata, manajemen homestay, storytelling/copywriting, pengolahan kuliner lokal, pelatihan promosi, dan pemasaran produk.

Akhir dari program ini adalah peluncuran berbagai produk dari dua desa wisata itu pada tanggal 19 Desember 2022 yang lalu oleh Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat.

Pius mengatakan dua desa wisata itu memiliki berbagai potensi menarik baik alam maupun budaya yang bisa dikemas menjadi produk bagi wisatawan. Lewat berbagai pelatihan yang ada, kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang ada di kedua desa tersebut dapat memasarkan produknya sendiri dan menarik minat kunjungan wisatawan.

"Kalau sudah ada kunjungan, ada perputaran ekonomi dalam desa itu," ungkap Pius.

Beberapa contoh produk wisata yang telah diluncurkan di Desa Coal, Kecamatan Kuwus adalah Website Desa Wisata Coal. Dengan akses internet yang sangat mudah, desa tersebut kini masuk pada digitalisasi desa. Kini, informasi produk wisata telah tersedia di website tersebut dan dapat diakses wisatawan.

Selanjutnya ada produk event organizer yang mendorong peluang kerja bagi anak muda desa. Kelompok pemuda pun menyiapkan beberapa fasilitas untuk pertemuan, mini event, berbagai acara budaya, dan fasilitas sound system profesional.

Ketua Pokdarwis Porong Tedeng dari Desa Wisata Coal, Alfonsius Sumarno Patut mengatakan target pasar desa wisata ini diutamakan bagi wisatawan mancanegara dan nusantara.

Baca juga: Kemenparekraf optimalkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo pada Nataru

Alfonsius juga menyebut pengunjung yang berpotensi datang ke desa wisata itu berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, pengelola desa wisata, corporate, dan para peneliti.

Baca juga: Mabar buka akses pasar UMKM lewat Expo Ekonomi Kreatif

"Kami tetap membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat, provinsi, daerah, termasuk desa untuk memfasilitasi kebutuhan pengelola desa wisata agar aktivitas pemasaran produk berjalan dengan maksimal," ucap Alfonsius.