Kupang (ANTARA News NTT) - Perum Bulog Divre Nusa Tenggara Timur mencatat penyerapan beras lokal di daerah ini masih didominasi Kabupaten Manggarai di Pulau Flores dengan total sumbangsih beras sebanyak 770 ton sepanjang 2018.
"Jumlah beras yang kami serap dari petani lokal di NTT selama 2018 sebanyak 1.600 ton, dan 770 ton di antaranya merupakan sumbangsih dari Kabupaten Manggarai," kata Kepala Perum Bulog Divre NTT Eko Pranoto di Kupang, Jumat (4/1).
Selain Kabupaten Manggarai, ujar Pranoto, penyerapan beras lokal terbanyak kedua adalah dari Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores sekitar 249 ton lebih dan Kabupaten Rote Ndao di Pulau Rote sekitar 162 ton lebih.
Selain tiga daerah tersebut, penyerapan beras lokal juga dilakukan melalui berbagai Subdivre Bulog NTT seperti Waikabubak, Waingapu, Atambua, Ende, Bajawa, Maumere, Larantuka, namun dengan jumlah di bawah 75 ton.
"Tolal serapan beras dari para petani lokal di NTT ini tidak mencapai target yang ditetapkan sebanyak 4.500 ton, karena sebagian besar petani memilih menjual langsung ke pihak swasta maupun pasaran umum karena harganya jauh lebih bagus," katanya.
Ia menambahkan ada pengusaha dari Larantuka dan Ende malah langsung melakukan pembelian di Labuan Bajo, Manggarai Barat sehingga target penyerapan dari Bulog NTT tidak tercapai.
Untuk itu, ia telah berkoordinasi dengan tempat usaha penggilingan beras di Labuan Bajo serta pemerintahan Kabupaten Rote Ndao agar sebisa mungkin dapat meningkatkan penyerapan beras dan gabah petani dalam tahun 2019 ini.
Dalam tahun 2019 ini, Bulog NTT melakukan prognosa dengan target pengadaan beras lokal sebanyak 6.150 ton dari para petani di daerah ini.
Baca juga: Bulog NTT pasarkan beras kemasan kecil secara masif
Baca juga: Bulog serap 1.600 ton beras petani NTT selama 2018