"Kami mengidentifikasi gunung api bawah laut, ada berapa sih kita punya? Selain ring of fire yang kita sudah identifikasi, kita sudah tahu itu. Sekarang yang ada di bawah laut itu seperti apa," kata Wafid.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Banua Wuhu berada sebelah barat daya Pulau Mahengetang yang mempunyai luas kira-kira satu kilometer.
Banua Wuhu merupakan gunung api bawah laut yang bila terjadi erupsi eksplosif berpotensi merusak daerah puncaknya, sehingga gunung api tersebut kadang-kadang muncul di permukaan dan kadang-kadang tidak nampak di permukaan laut.
Sedangkan, Krakatau merupakan kepulauan vulkanik masih aktif yang terletak di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Letusan dahsyat yang terjadi tahun 1883 menciptakan tsunami setinggi 40 meter.
Pascaerupsi paroksimal tersebut memunculkan gunung api muda yang diberi nama Gunung Anak Krakatau. Gunung api strato tipe A itu terbentuk tahun 1927 dan muncul ke permukaan laut sejak tahun 1929.
Sejak saat itu sampai sekarang Gunung Anak Krakatau berada dalam fase konstruksi atau membangun tubuhnya hingga besar. Dalam waktu 94 tahun sejak kemunculan pertamanya itu, Gunung Anak Krakatau kini memiliki ketinggian mencapai 157 meter dari permukaan laut.
Baca juga: Badan Geologi sebut Gempa Kupang dipicu aktivitas sesar aktif
Baca juga: Artikel - Menelusuri keindahan warisan geologi Meratus
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badan Geologi teliti gunung api bawah laut