"Saat temukan sarang komodo kami pagari dan pantau," katanya dihubungi di Labuan Bajo, Kamis, (4/4/2024).
Ia menjelaskan belasan bayi komodo itu menetas pada awal Maret 2024. Temuan sarang telur komodo dinilai sangat jarang di kawasan TNK.
"Dinamika perkembangan populasi komodo yang terjadi di alam liar secara alamiah di mana bisa mengalami kenaikan dan penurunan populasi sesuai daya dukung lingkungan saat itu," ujarnya.
"Dinamika perkembangan populasi komodo yang terjadi di alam liar secara alamiah di mana bisa mengalami kenaikan dan penurunan populasi sesuai daya dukung lingkungan saat itu," ujarnya.
Berdasarkan inventarisasi populasi komodo di kawasan TNK, lanjut dia, hingga tahun 2023 berjumlah sebanyak 3.396 ekor.
"Kalau tahun 2022 ada 3.156 komodo," katanya.
Komodo tersebar di beberapa lokasi yakni di Pulau Rinca sebanyak 1.509 ekor, Pulau Komodo sebanyak 1.694 ekor, Gili Motang sebanyak 70 ekor, Nusa Kode sebanyak 92, dan Pulau Padar sebanyak 31 ekor.
"Untuk penghitungan komodo menggunakan dua metodologi yakni site occupancy dan teknik Capture, Mark and Rilis (CMR)," katanya.
Baca juga: Kepala BTNK sebut kesehatan korban gigitan Komodo membaik
Baca juga: BPOLBF sebut Presiden Jokowi pastikan kesiapan Loh Buaya untuk ASEAN "Summit"
Baca juga: BTN Komodo perkirakan lahan terbakar capai 10 hektare
Baca juga: Kepala BTNK sebut kesehatan korban gigitan Komodo membaik
Baca juga: BPOLBF sebut Presiden Jokowi pastikan kesiapan Loh Buaya untuk ASEAN "Summit"
Baca juga: BTN Komodo perkirakan lahan terbakar capai 10 hektare
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kepala Balai TNK: 13 telur komodo menetas di Pulau Rinca