Jakarta (ANTARA) -
Pada April 2024, Indeks Manufaktur Fed Philadelphia melonjak 12 poin menjadi 15,5, melampaui perkiraan pasar yang hanya 1,5.
Kondisi tersebut menandai kenaikan indeks selama tiga bulan berturut-turut dan merupakan level tertinggi sejak April 2022.
Akibatnya, imbal hasil (yield) pada UST 10 tahun naik ke atas level 4,6 persen, khususnya menjadi 4,63 persen, mendekati puncak dalam lima bulan terakhir sebesar 4,67 persen pada 16 April 2024.
"Rangkaian indikator ekonomi AS yang kokoh ini mendukung sikap hawkish The Fed," ujar Josua.
Kekhawatiran inflasi masih bertahan, dengan para pembuat kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed menekankan pentingnya The Fed mendapatkan keyakinan yang lebih tinggi terkait inflasi sebelum mempertimbangkan pemotongan suku bunga kebijakan.
Ia memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang Rp16.050 per dolar AS sampai dengan Rp16.250 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah merosot karena sentimen risk-off di pasar dampak konflik Timur Tengah
Baca juga: BI pastikan stabilisasi nilai tukar rupiah
Baca juga: Rupiah merosot usai liburan Lebaran
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah dipengaruhi indikator ekonomi AS yang kokoh