Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin, berpotensi menguat di tengah tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) yang naik.
Pada awal perdagangan Senin pagi, rupiah melemah tipis dua poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.280 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.278 per dolar AS.
"Tingkat pengangguran (AS) naik dari 4 persen ke 4,1 persen," kata analis Lukman Leong kepada ANTARA di Jakarta, Senin, (8/7/2024).
"Tingkat pengangguran (AS) naik dari 4 persen ke 4,1 persen," kata analis Lukman Leong kepada ANTARA di Jakarta, Senin, (8/7/2024).
Lebih lanjut, Lukman menuturkan rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang kembali melemah setelah data pekerjaan AS Non-Farm Payroll (NFP) yang lebih lemah dari perkiraan.
Penambahan pekerjaan pada bulan Juni sebesar 206 ribu yang walau lebih tinggi dari perkiraan 190 ribu, namun ada revisi ke bawah yang besar pada bulan-bulan sebelumnya.
Penambahan pekerjaan pada bulan Mei dan April 2024 direvisi turun masing-masing 54 ribu dan 57 ribu pekerjaan.
Namun, penguatan akan terbatas mengingat minggu depan investor mengantisipasi beberapa data ekonomi AS yang penting seperti inflasi dan pidato Ketua bank sentral AS atau The Fed Jerome Powell.
Ia memperkirakan rupiah akan berkisar Rp16.225 per dolar AS sampai dengan Rp16.325 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Baca juga: Rupiah menguat di tengah sikap The Fed
Baca juga: Pengamat bilang penguatan indeks saham bisa menahan pelemahan rupiah
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah berpotensi menguat di tengah tingkat pengangguran AS yang naik