Washington (ANTARA) - Biro Investigasi Federal (FBI) bersama dengan badan intelijen Amerika Serikat lainnya pada Senin mengungkapkan bahwa Iran bertanggung jawab atas upaya meretas kampanye kepresidenan Trump dan Biden-Harris.
"Kami mengawasi peningkatan aktivitas agresif Iran selama masa pemilihan, terutama yang terkait operasi berpengaruh yang menyasar publik Amerika dan operasi siber menyasar kampanye kepresidenan," demikian pernyataan bersama FBI, Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA).
Hal ini termasuk laporan aktivitas terbaru yang membahayakan kampanye mantan Presiden AS Donald Trump, yang menurut komunitas intelijen terkait dengan Iran, tambah pernyataan itu.
Menurut pernyataan itu, Iran menggunakan rekayasa sosial dan upaya lainnya untuk mendapatkan akses terhadap individu yang memiliki akses langsung terhadap kampanye presiden dari partai Demokrat dan Republik.
“Aktivitas semacam itu, termasuk pencurian dan pengungkapan informasi, dimaksudkan untuk mempengaruhi proses pemilu AS." sebut pernyataan itu.
Tuduhan bahwa Iran dan Rusia telah menggunakan taktik ini, tidak hanya terjadi AS selama siklus pemilu federal saat ini dan sebelumnya, tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia, badan-badan tersebut mengatakan bahwa melindungi integritas pemilu AS dari pengaruh atau campur tangan asing adalah “prioritas kami.”
“Kami tidak akan menoleransi upaya asing untuk mempengaruhi atau mencampuri pemilu kami, termasuk menargetkan kampanye politik Amerika,” tulis lembaga tersebut.
Atas tuduhan AS, pemerintah Iran membantah terlibat dalam dugaan serangan siber tersebut.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Biden peringatkan Iran tak menyerang Israel
Baca juga: Pemerintah AS bantah perpanjang amnesti untuk Nicolas Maduro
Baca juga: Kamala Harris menangkan suara Demokrat menjadi capres
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS tuduh Iran berupaya meretas kampanye kepresidenan kedua calon
AS tuduh Iran berupaya meretas kampanye kepresidenan
...Kami tidak akan menoleransi upaya asing untuk mempengaruhi atau mencampuri pemilu kami, termasuk menargetkan kampanye politik Amerika, tulis lembaga tersebut