Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf mengingatkan publik untuk mewaspadai penipuan berkedok link-link pendaftaran bantuan sosial (bansos) yang bertebaran di media sosial, karena pihaknya memberikan bansos setelah melakukan proses asesmen terhadap penerima manfaat.
Hal tersebut dia sampaikan sebagai respon terhadap pertanyaan media mengenai link yang beredar di media sosial untuk pendaftaran sebagai penerima bansos .
"Saya minta juga masyarakat waspada. Banyak sekali yang membuat link-link yang seakan-akan dia membuka pendaftaran bagi mereka yang menginginkan bansos, padahal itu penipuan gitu," kata Mensos Saifullah Yusuf ketika ditemui di Jakarta, Selasa.
Mensos mengatakan bantuan sosial dari Kementerian Sosial (Kemensos) dikirim berdasarkan data yang ada serta melalui proses asesmen yang juga melibatkan pemerintah daerah.
"Jadi bantuan sosial untuk bencana itu kan termasuk bansos adaptif ya. Itu pun kita melalui proses asesmen. Melalui pendataan yang kemudian ditandatangani oleh pemerintah daerah, baru bansos adaptif turun. Jadi ada proses untuk memperoleh bansos," ucap Mensos Saifullah Yusuf.
Adapun untuk bantuan sosial reguler, kata dia, disalurkan berdasarkan data yang terhimpun dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) atau yang dulu disebut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Jadi tidak ada yang sifatnya pendataan-pendataan begitu. Jadi kalau ada yang meminta supaya mendaftarkan diri agar mendapatkan bansos, Itu jelas tidak ada dan itu jelas palsu," ujar Mensos Saifullah Yusuf.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos: Waspada penipuan berkedok pendaftaran bansos

Mensos: Waspada penipuan berkedok link pendaftaran bansos


Menteri Sosial Syaifullah Yusuf ( kanan) ketika ditemui di Jakarta, Selasa (18/3/2025). ANTARA/Mecca Yumna