Labuan Bajo (ANTARA) - Kondisi cuaca buruk yang terjadi di perairan laut Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan satu kapal penumpang yang mengangkut sebanyak 254 penumpang menabrak dermaga di Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu.
"Kejadian pada Selasa (6/5) karena angin kencang menjelang hujan," kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto dihubungi di Labuan Bajo, Rabu.
Ia menambahkan peristiwa tersebut terjadi saat kapal penumpang KM Dharma Rucitra VII itu hendak berlabuh di Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu.
"Kapal itu dari Maumere tujuan Surabaya mengangkut 254 penumpang dan saat hendak sandar pada saat itu terdapat hujan dan angin kencang tiba-tiba yang membuat kapal menyerempet fender atau karet penahan benturan dermaga," katanya.
Setelah kejadian, lanjut dia, pihak KSOP Labuan Bajo segera melakukan pemeriksaan terhadap kapal dan dermaga untuk memastikan kapal itu aman untuk bersandar di pelabuhan.
"Kemudian kita melakukan asistensi sandar dan evaluasi dan kapal dapat bongkar muat dengan aman dan berlayar kembali," katanya.
Akibat kejadian itu dermaga Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu mengalami rusak ringan pada bagian fender, tapi masih dapat beroperasi untuk tambat kapal.
"Kalau kapalnya tidak terdampak dari sisi konstruksi, masih laik laut," katanya.
Sebelumnya, KSOP Labuan Bajo mengimbau kapal-kapal yang berlayar di kawasan Taman Nasional Komodo dan perairan Labuan Bajo agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem pada 6-9 Mei 2025.
Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan peringatan telah disampaikan melalui Notice to Mariners (NtM) atau pemberitahuan kepada nakhoda kapal.
"Kepada kapal-kapal yang berlayar di perairan Labuan Bajo dan perairan Taman Nasional Komodo memperhatikan prakiraan cuaca dan peringatan dini BMKG mulai tanggal 6-9 Mei 2025 agar menghindari perairan selatan Pulau Padar, Pulau Rinca dan Pulau Komodo karena perkiraan gelombang tinggi dan angin kuat," katanya.
Ia juga mengimbau para awak kapal dan pelaku pariwisata agar selalu memperhatikan perkiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menjaga kelaiklautan kapal, memperhatikan kondisi di lapangan dan jangan memaksakan diri untuk berlayar jika cuaca buruk.
Awak kapal dan pelaku pariwisata diminta untuk menghindar atau berlindung jika terjadi cuaca buruk.
"Diimbau juga agar berkoordinasi dengan Syahbandar dan Basarnas jika mengetahui cuaca semakin memburuk," ujarnya.
KSOP Labuan Bajo, lanjut dia, akan mengeluarkan pemberitahuan penundaan keberangkatan kapal atau surat persetujuan berlayar (SPB) jika kondisi cuaca dinilai semakin memburuk.