Kupang (Antara NTT) - Banjir setinggi 30 sentimeter yang mengenangi 460 haktare sawah di Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak Sabtu (28/1) mulai surut.
Anton Simenes, warga Desa Noelbaki ditemui Antara, Minggu, menjelaskan sejak hujan deras di wilayah ini mulai berhenti, banjir yang mengenangi ratusan haktare mulai surut.
"Puji Tuhan sejak Sabtu siang air banjir sudah mulai surut. Para petani di Noelbaki mulai membersihkan areal persawahan yang banyak terdapat sampah dan ranting kayu yang terbawa banjir akibat luapan kali Air Sagu. Para petani sudah bisa beraktivitas kembali untuk menanam padi di areal persawahan yang ada," ujarnya.
Anton Simenes tetap optimis tanaman padi yang sempat terendam banjir akan tumbuh karena volume air dalam areal persawahan di Desa Noelbaki, salah satu daerah pemasok beras terbesar di Kabupaten Kupang sudah surut.
Hal senada dikatakan Yacoba Henuk, sejak hujan berhenti diikuti dengan berkurangnya air banjir dalam kawasan persawahan di Noelbaki, para petani mulai melanjutkan kegiatan penanaman padi di lahan persawahannya masing-masing untuk menanam dan membersihkan tanam padi yang digenangi banjir.
"Mudah-mudahan tidak terjadi banjir lagi, agar tahun ini petani di Noelbaki bisa tanam dan panen padi. Tahun 2016 petani di Desa Noelbaki tidak mengolah lahan persawahan yang ada akibat kekurangan air sebagai dampak musim kemarau,"tegasnya.
Areal persawahan seluas 460 haktare di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) digenangi banjir sejak Jumat dini hari akibat luapan kali air sagu.
Pantauan di lokasi bencana kawasan persawahan Noelbaki, 460 haktare sawah milik petani di Kecamatan Kupang Tengah yang telah ditanami padi terendam air banjir setinggi 30 cm. Selain persawahan, banjir juga mengenangi areal persemaian bibit padi milik petani.
Kepala Desa Noelbaki, Melkisedek Keubana, Jumat kepada Antara mengatakan, banjir yang terjadi telah mengenang 460 haktare sawah milik petani di dua lokasi yaitu Rindu Sejahtera dan Usaha Bersama.
Untuk lokasi persawahan usaha bersama, menurut dia, terdapat 200 ha lahan persawahan yang digenangi air banjir akibat luapan air banjir air sagu. Sedangkan dilokasi Rindu Sejahtera sekitar 260 ha, namun tidak separah dialami petani dilokasi usaha bersama.