Rumah susun untuk calon imam Katolik

id rusunawa

Rumah susun untuk calon imam Katolik

Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi (kiri) didampingi Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis melakukan pencanangan pembangunan rumah susun bagi calon pastor di Seminari St Maria Immaculata Lalian Atambua, Kabupaten Belu, NTT, Selasa (9/4). (ANTARA FOTO/Humas Setda NTT).

Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR membangun sembilan unit rumah susun bagi para calon pastor (imam Katolik) di Seminari St Maria Immaculata Lalian, Atambua Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Kupang (ANTARA) - Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR membangun sembilan unit rumah susun bagi para calon pastor (imam Katolik) di Seminari St Maria Immaculata Lalian, Atambua Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

"Usulan pembangunan rusunawa ini termasuk yang tercepat. Saya ingat tanggal 7 Oktober 2018 lalu, Pak Ketua Komisi V Fary Djemi Francis mengajak saya ke seminari ini untuk melihat kondisi bangunan asrama siswa seminari," kata Direktur Rumah Susun, Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, M. Hidayat dalam sambutannya saat pencanangan pembangunan Rusunawa untuk Seminari Santa Maria Imakulata Lalian Atambua, Selasa (9/4).

Ia mengatakan saat datang ke seminari itu rombongan Kementerian PUPR melihat langsung kondisi asrama para siswa seminari yang adalah calon imam Katolik itu sangat memprihatinkan.

Oleh karena itu, ia langsung mendapatkan dorongan yang kuat dari Fary Djemi Francis agar bisa memprioritaskan usulan pembangunan rusunawa tersebut.

"Perjuangan beliau sebagai wakil rakyat NTT luar biasa. Hal ini terbukti dengan dilakukan pencanangan ini," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa rumah susun yang akan dibangun itu bertipe barak dua lantai. Dengan jumlah sembilan unit, berkapasitas 144 orang.

Pembangunan rumah susun bagi para siswa Seminari itu didanai APBN dengan anggaran Rp8,7 miliar lebih termasuk meubeler bagi para calon pastor itu.

Wakil Gubernur NTT, Josep Nae Soi merespon positif perjuangan Fary Francis sebagai wakil rakyat NTT yang terjun ke lapangan dan melihat langsung kondisi kebutuhan masyarakat dan langsung bertindak.

"Kita harus berterima kasih kepada adik Fary. Beliau sudah banyak berbuat untuk NTT dan daerah perbatasan ini. Sebagai mantan anggota Komisi V DPR RI, saya tahu peran Ketua Komisi sangat strategis. Beliau memegang palu. Maka tidak heran, baru dikunjungi bulan Oktober 2018, saat ini sudah dicanangkan dan sebentar lagi dibangun. Ini lompatan luar biasa," ujar dia.

Sebagai mantan seminaris, orang nomor dua di NTT itu mengatakan bahwa mendukung penuh pembangunan rusunawa tersebut.

Ia berharap setelah rusunawa terbangun, anak-anak seminari semakin merasa nyaman untuk belajar dan menggapai cita-cita menjadi imam.

Sementara itu, Kepala SMAK Seminari Lalian Atambua, Romo Leo Asuk, Pr berterima kasih atas perhatian dan perjuangan Ketua Komisi V DPR RI.

Ia menceritakan pada awal mula sehingga dapat dicanangkannya rumah susun itu yakni pada 24 Agustus 2018 dirinya mengontak Fary Francis melalui Romo Lusius.

"Kami sampaikan rencana untuk ke Jakarta mengantar proposal permohonan rusunawa. Tetapi jawaban pak Fary saat itu mengagetkan kami. Romo tak usah ke Jakarta. Nanti saya dan orang perumahan akan datang ke seminari. Dan itu terbukti ketika tanggal 7 oktober 2018, pak Fary bersama direktur rumah susun datang mengunjungi seminari Lalian," ungkapnya.

Menanggapi banyaknya pujian yang diberikan Ketua Komisi V DPR RI Fary Francis menyampaikan sebagai wakil rakyat NTT, maka tanggung jawabnya adalah memperjuangkan kebutuhan rakyat.

Apalagi yang membutuhkan itu seminari, tempat para calon imam dididik, maka harus diperjuangkan. Ia berharap pembangunan ini selesai pada waktunya sehingga para siswa dapat merasa lebih nyaman untuk belajar dan bergiat dengan asrama yang lebih baik.

"Terima kasih untuk doa-doa para Romo dan Suster. Prosesnya menjadi begitu cepat karena saya yakin ada doa-doa yang terus dipersembahkan oleh para pastor di sini," ujarnya.