Kupang (ANTARA) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur menambah penyerapan beras sebanyak 403 ton dari produksi petani lokal di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
“Dalam tahun ini beras lokal yang kami serap sebanyak 1.675 ton atau bertambah sekitar 403 ton dibandingkan awal Juli lalu,” kata Kepala Bulog Divre Provinsi NTT Eko Pranoto kepada ANTARA di Kupang, Jumat (9/8).
Ia mengatakan beras lokal yang terserap berasal dari petani-petani di sejumlah daerah kabupaten yang potensial, seperti Manggarai Barat, Ngada, Belu, Kupang, dan lainnya.
Dijelaskannya, beras lokal yang diserap kemungkinan akan terus bertambah karena pihaknya sudah berencana menyerap lagi dari beberapa daerah, seperti Manggarai Barat sekitar 100 ton, Manggarai, dan Kupang 100 ton.
“Kemungkinan bisa pekan keempat di Agustus ini penyerapan beras bisa dilakukan pada daerah-daerah ini karena mulai panen," katanya dan menambahkan beras yang diproduksi petani lokal umumnya merupakan beras medium yang dibeli Bulog dengan harga Rp8.030 per kilogram.
Eko memastikan penyerapan beras dari petani lokal akan terus dilakukan yang disesuaikan dengan masa panen raya petani setempat. Dalam 2019 ini, Bulog NTT menargetkan penyerapan beras dari petani di provinsi setempat sebanyak 6.246 ton.
“Karena itu terus kami pantau masa panen petani untuk kegiatan penyerapan yang dimanfaatkan sebagai cadangan beras pemerintah maupun untuk kegiatan operasi pasar dalam upaya menjaga stabilitas harga,” katanya.
Baca juga: Bulog NTT serap 1.272 ton beras dari petani lokal
Baca juga: Stok beras cukup untuk 3,5 bulan ke depan