Pulau Komodo akhirnya batal ditutup

id Pulau Komodo

Pulau Komodo akhirnya batal ditutup

Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Abed Frans. (Foto/Dok. Antara)

"Pembatalan ini bagus sekaligus meredakan keributan selama ini terkait pro dan kontra rencana penutupan Pulau Komodo yang diwacanakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat selama ini," kata Abed Frans.
Kupang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur Abed Frans mengapresiasi kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang membatalkan penutupan Pulau Komodo yang sebelumnya direncankan pemerintahan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mulai  Januari 2020 untuk kepentingan konservasi.

"Pembatalan ini bagus sekaligus meredakan keributan selama ini terkait pro dan kontra rencana penutupan Pulau Komodo yang diwacanakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat selama ini," katanya kepada ANTARA di Kupang, Selasa (1/10).

Ia mengatakan hal itu menanggapi kebijakan pemerintah pusat yang akhirnya membatalkan penutupan Pulau Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, yang sebelumnya direncanakan mulai Januari 2020.

Pulau Komodo akhirnya batal ditutup setelah rapat koordinasi bersama antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur NTT Victor B Laiskodat di Jakarta.
Baca juga: Wacana penutupan TN Komodo buat wisatawan bingung
Baca juga: Artikel - Komodo dan nasib para penghuni Pulau Komodo
Desa Komodo di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

"Jadi Pulau Komodo ini tidak ditutup, kita lakukan penataan bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta pihak terkait, dibuat aturan adanya pembatasan jumlah wisatawan ke Pulau Komodo dengan diadakanannya tiket kapasitas kunjungan/wisatawan," kata Menteri Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat koordinasi bersama di Jakarta, Senin (30/9).

Abed Frans mengatakan, rencana penutupan Pulau Komodo sebelumnya digulirkan pemerintahan Gubernur Viktor Laiskodat telah berdampak pada ketidakpastian pasar wisata terutama penjualan paket wisata.

Para operator tur, lanjutnya, harus melakukan antisipasi dengan menyiapkan paket tur yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang tidak pasti antara ditutup atau tidak

"Karena rencana penutupan Pulau Komodo ini menjadi topik hangat selama ini, antara jadi atau tidak sehingga pastinya pelaku industri sudah menyiapkan langkah antisipatif," katanya.

Dia menambahkan, dengan pembatalan penutupan Pulau Komodo itu maka kegiatan promosi bisa normal kembali dengan tetap menghadirkan paket-paket wisata ke Pulau Komodo.

Baca juga: Artikel - Aksi perburuan liar dan ancaman terhadap kepunahan Komodo
Baca juga: Artikel - Nasib suku Komodo di Pulau Komodo
Dua ekor Komodo (Varanus Komodoensis) berkeliaran di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT Minggu (22/9/2019). Populasi hewan purba raksasa di Pulau Komodo saat ini mencapai 1.500 ekor. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/ama).