Paus sperma mati di hutan mangrove Pulau Rote

id Paus sperma terdampar

Paus sperma mati di hutan mangrove Pulau Rote

Paus Sperma yang terdampar dan mati di pesisir pantai Desa Tasilo, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, NTT, Kamis (23/01/2020). (ANTARA FOTO/HO-BKKPN Kupang)

"Tim dari BKKPN sudah mengidentifikasi dan diketahui bahwa paus yang terdampar itu adalah paus sperma," kata Kepala BKKPN Kupang Ikram Sangadji.

Kupang (ANTARA) - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang memastikan bahwa seekor paus berukuran 20 meter yang terdampar dan mati di hutan mangrove di Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur adalah paus jenis sperma (sperm whale).

"Tim dari BKKPN sudah mengidentifikasi dan diketahui bahwa paus yang terdampar itu adalah paus sperma," kata Kepala BKKPN Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Minggu (26/1) sore.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan kelanjutan hasil identifikasi yang dilakukan oleh tiga orang tim dari BKKPN yang telah berada di Desa Tasilo untuk memantau langsung dan mengidentifikasi ikan paus yang mati tersebut.

Ia mengatakan dari hasil identifikasi tersebut diketahui bahwa paus sperma itu mati akibat terdampar di hutan magrove di desa tersebut. Tubuh dari ikan paus tersebut juga diketahui sudah membengkak dan mengeluarkan bau busuk yang tak sedap dicium.

Mulut dan ekor dari mamalia laut itu juga sudah tak ada, diduga karena dimakan oleh ikan-ikan yang berkeliaran di sekitar hutan mangrove di pesisir Desa Tasilo tersebut.

Petugas dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang mengamati seekor ikan paus jenis Sperma yang mati di pesisir pantai Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao, NTT, Minggu (26/1/2020). (ANTARA FOTO/HO-Humas BKKPN/pras).
"Tim bersama warga dan petugas setempat sempat berkoordinasi untuk proses evakuasi bangkai paus itu dari mangrove. Sehingga disepakati saat air laut pasang akan ditarik menuju ke pantai berpasir untuk dilakukan proses penguburan," tambah dia.

Proses evakuasi paus tersebut akan dilakukan pada malam hari yakni pada Sabtu (25/1) kemarin pukul 23.00 Wita. Proses evakuasi memakan waktu sekitar satu jam karena sulit memindahkan ikan yang sudah membusuk tersebut.

Ia menambahkan proses penguburan mamalia laut itu baru dilakukan pada Minggu (26/1) sore setelah menunggu kedatangan alat berat berupa eksavator yang sebelumnya dilakukan upacara adat bersama menghormati mamalia laut itu.

Mamalia laut itu ditemukan nelayan terdampar dan mati di hutan mangrove di Desa Tasilo, Kecamatan Rote Barat, Kabupate Rote Ndao pada Kamis (23/1).

Kepala Desa Tasilo Maria Foes dihubungi Antara dari Kupang mengatakan bahwa paus itu diduga mati akibat terdampar dan sulit melepaskan dari dari hutan mangrove itu.

Warga menyaksikan seekor ikan paus jenis Sperma yang mati di pesisir pantai Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao, NTT, Minggu (26/1/2020).Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang menyatakan paus tersebut pertama kali ditemukan oleh para nelayan di desa itu terdampar di hutan mangrove dengan badan yang sudah membengkak serta mulut yang sudah hilang. (ANTARA FOTO/HO-Humas BKKPN/KH/nz).