Ketidaktaatan warga terhadap protokol kesehatan jadi masalah serius

id NTT,Kota Kupang,gugus tugas COVID-19 Kota Kupang,Protokol COVID-19

Ketidaktaatan warga terhadap protokol kesehatan jadi masalah serius

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kupang, Ernest Ludji. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Kami sudah ada transmisi lokal kasus positif COVID-19 tetapi kesadaran masyarakat di Kota Kupang untuk mentaati semua protokol yang ditetapkan masih jadi masalah serius

Kupang (ANTARA) - Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Kota Kupang, Ernest Ludji, mengatakan ketidaktaatan warga terhadap protokol pencegahan virus corona jenis baru (COVID-19) masih menjadi masalah serius dalam upaya menekan penyebaran penyakit di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

“Kami sudah ada transmisi lokal kasus positif COVID-19 tetapi kesadaran masyarakat di Kota Kupang untuk mentaati semua protokol yang ditetapkan masih jadi masalah serius,” katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa (19/5).

Ia menjelaskan, pada awalnya pihaknya percaya diri bahwa penyebaran COVID-19 di Kota Kupang dapat lebih mudah diatasi dengan penanganan penyebaran dari klaster Sukabumi.

Baca juga: Tidak ada tenaga medis positif COVID-19

Baca juga: Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di NTT bertambah tiga orang

Namun, lanjut dia, dalam perjalanan muncul klaster baru, yaitu Magetan, Gowa, dan terakhir adalah adanya penularan lokal.

“Ini yang sedang kami dalami dan tracing karena dari beberapa kasus terakhir, tersebar tidak hanya di satu kelurahan namun ada beberapa kelurahan sehingga sudah mulai masif,” katanya.

Pihaknya mencatat, hingga Senin, 18 Mei jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Kupang sebanyak 15 kasus dengan perincian enam orang di antaranya telah dinyatakan sembuh, satu orang meninggal dunia, dan sisanya dalam sedang menjalani perawatan.

Kasus positif COVID-19 di Kota Kupang sendiri menempati urutan kedua di Provinsi Nusa Tenggara Timur, setelah Kabupaten Sikka sebanyak 26 kasus.

Ernest Ludji, mengatakan, meskipun sudah ada transmisi lokal namun kesadaran masyarakat untuk mentaati protokol pencegahan COVID-19 masih sangat rendah.

Untuk itu, lanjut dia, dalam berbagai situasi serta melalui media massa, pihaknya terus meminta agar seluruh elemen masyarakat membangun kesadaran kolektif untuk melakukan pencegahan.

“Penyakit COVID-19 ini tidak mungkin berpindah sendiri, kecuali dipindahkan oleh orang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, apabila kesadaran masyarakat tinggi maka kami yakin penyebarannya akan bisa ditekan secara signifikan,” katanya.