Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi di provinsi itu pada triwulan I 2020 tercatat mencapai 2,8 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,30 persen.
Kepala BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja kepada wartawan di Kupang, Sabtu (23/5), mengatakan bahwa perlambatan terjadi karena dampak pandemi COVID-19 yang mulai mempengaruhi kegiatan ekonomi NTT, terutama permintaan domestik.
"Konsumsi rumah tangga tercatat (tumbuh) 4,41 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kinerja pada triwulan IV 2019 sebesar 4,58 persen (yoy)," katanya.
I Nyoman Ariawan Atmaja menyampaikan hal ini ketika memberikan materi tentang Perkembangan Terkini Ekonomi dan Keuangan NTT pada kegiatan Sasando Dia “Sante-Sante Duduk Baomong Deng Media" secara daring.
Di sisi lain, lanjut dia, kinerja sektor usaha utama di NTT seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan, juga mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Kemudian sektor usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, pada triwulan I 2020 tercatat tumbuh sebesar 2,55 persen, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2019 yang mencapai 7,79 persen.
"Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh curah hujan yang rendah mengganggu produktivitas pertanian serta virus flu babi Afrika yang menahan kinerja sub-sektor usaha peternakan," katanya.
Baca juga: BI sebut kebutuhan pangan di NTT mampu bertahan empat bulan
Pertumbuhan ekonomi NTT melambat pada triwulan I 2020
Kinerja sektor usaha utama di NTT seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan, juga mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya