Kurs rupiah menguat seiring tertekannya imbal hasil obligasi AS

id rupiah,dolar,indeks dolar,kurs

Kurs rupiah menguat seiring tertekannya imbal hasil obligasi AS

Ilustrasi: Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di kantor bank di Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya pagi ini berada di level 89,793, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 89,808
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat, seiring tertekannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).

Rupiah dibuka menguat 30 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.345 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.

"Dolar AS bertahan di level rendah pada awal sesi Jumat, setelah kembali melemah semalam karena turunnya tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures di Jakarta, Jumat, (21/5).

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya pagi ini berada di level 89,793, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 89,808.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,63 persen karena investor mencermati komentar dari bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), yang menunjukkan kemungkinan pengurangan pembelian aset jika ekonomi pulih dengan cepat.

Baca juga: Dolar jatuh ke terendah 2,5 bulan

Risalah dari pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS baru-baru ini menyatakan bahwa beberapa pembuat kebijakan mengatakan diskusi tentang pengurangan pembelian obligasi pemerintah akan tepat "di beberapa titik" jika pemulihan ekonomi terus meningkat.

Hal itu memberi dorongan pada dolar, yang telah merosot dalam beberapa pekan terakhir karena kepastian The Fed yang berulang bahwa terlalu dini untuk memperketat kebijakan akomodatifnya dan bahwa lonjakan harga-harga saat ini tidak menandakan inflasi jangka panjang.

Pada malam nanti, AS akan merilis laporan Flash Manufacturing & Services PMI diikuti laporan Existing Home Sales AS, yang dapat menggerakkan dolar AS.

Pada Kamis (20/5)  rupiah ditutup melemah 85 poin atau 0,59 persen ke posisi Rp14.375 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.290 per dolar AS.