AS kutuk serangan terhadap pers di Haiti

id Haiti, kekerasan, geng, AS

AS kutuk serangan terhadap pers di Haiti

Seorang pria melempar tabung gas air mata balik ke arah polisi saat protes terhadap Presiden Haiti Jovenel Moise di Port-au-Prince, Haiti, Rabu (10/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jeanty Junior Agustin/WSJ/cfo

Amerika Serikat sangat prihatin dengan hilangnya nyawa dan ketidakamanan umum sebagai akibat dari kekerasan terkait geng
Port-Au-Prince (ANTARA) - Amerika Serikat pada Rabu (30/6) mengutuk apa yang digambarkannya sebagai pelanggaran sistematis terhadap hak asasi manusia, kebebasan mendasar dan serangan terhadap pers di Haiti, seraya mendesak pemerintah untuk melawan maraknya geng dan kekerasan. .

Kekerasan telah meningkat di negara Karibia yang miskin itu saat geng-geng yang bersaing bertempur satu sama lain dan polisi untuk menguasai jalan-jalan, menggusur ribuan orang dan memperburuk krisis kemanusiaan.

Pada Selasa (29/6) malam, sedikitnya 15 orang tewas sebagai pembalasan atas pembunuhan anggota serikat polisi Guerby Geffrard, kata Leon Charles, direktur jenderal kepolisian nasional, pada konferensi pers. Di antara mereka yang tewas adalah dua wartawan.

"Amerika Serikat sangat prihatin dengan hilangnya nyawa dan ketidakamanan umum sebagai akibat dari kekerasan terkait geng," kata kedutaan AS di Haiti di Twitter.

"Kekerasan, korupsi dan impunitas telah menghambat tujuan pembangunan Haiti dan aspirasi rakyat Haiti untuk kehidupan yang lebih baik."

Baca juga: China kecam transit kapal perang AS di Selat Taiwan

Baca juga: Wamenlu RI-AS bahas kerja sama penanganan COVID


Kelompok bersenjata telah menjadi semakin kuat di Haiti dalam beberapa tahun terakhir karena kerusuhan politik, meningkatnya kemiskinan dan rasa impunitas, demikian organisasi hak asasi seperti Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba mengatakan.

Pemilu yang dijadwalkan pada September bisa menjadi faktor meningkatnya kekerasan terhadap polisi baru-baru ini, yang tidak diperlengkapi senjata memadai untuk menghadapi anggota geng yang telah memperoleh senjata yang semakin canggih. (Reuters)