Bulog hentikan pengadaan beras dari Nagekeo

id Bulog

Bulog hentikan pengadaan beras dari Nagekeo

Kabulog Divre Nusa Tenggara Timur Efdal MS

Perum Bulog Divre Nusa Tenggara Timur terpaksa menghentikan pengadaan beras dari Nagekeo di Pulau Flores tahun ini, karena hasil panen gabah di daerah tersebut sangat kurang.
Kupang (AntaraNews NTT) - Perum Bulog Divre Nusa Tenggara Timur terpaksa menghentikan pengadaan beras dari Nagekeo di Pulau Flores tahun ini, karena hasil panen gabah di daerah tersebut sangat kurang.

"Tahun ini lokasi penyerapan beras di Kabupaten Nagekeo ditiadakan karena memang hasil panen gabah di daerah itu sangat kurang," kata Kabulog Divre NTT Efdal MS kepada Antara di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan pihaknya terpaksa menghentikan pengadaan beras dari Nagekeo, setelah menerima surat dari Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo pada 12 Februari 2018.

Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa stok panen gabah dari lahan sawah seluas 156,5 hektare itu tidak bisa lagi dijual ke Bulog, karena hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bahkan para petani di daerah itu juga sudah menyatakan penolakannya untuk menjual beras mereka kepada Bulog walaupun dengan harga yang tinggi.

"Petaninya juga tidak mau menjual berasnya ke kita. Bukan karena harganya rendah tetapi memang karena tahun ini hasil panenan para petani di daerah itu sangat berkurang," tuturnya.

Berkurangnya hasil panenan para petani di kabupaten itu, kata Efdal MS, karena diserang hama serta cuaca buruk yang melanda wilayah setempat.

Kabulog Divre NTT mengatakan sampai sejauh ini, tingkat penyerapan beras yang dilakukan oleh Bulog sudah mencapai 20 ton, yang berasal dari tiga kabupaten di NTT.

Pada tahun 2017, kata dia, ketiga daerah sentra produksi beras di NTT, yakni Kabupaten Rote Ndao, Sumba Timur dan Manggarai memang mengalami surplus.

"Orientasi pengadaan masih terfokus pada ketiga kabupaten tersebut, dan Nagekeo untuk sementara kami hentikan dulu pengadaannya," kata Efdal. Target pengadaan beras yang diberikan pemerintah pusat kepada Bulog Nusa Tenggara Timur tahun ini sebanyak 14.500 ton.