Kupang (AntaraNews NTT) - Gempa bumi tektonik yang terjadi di Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur akibat aktivitas sesar mendatar (strike slip fault).
"Sesuai dengan hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi di lokasi tersebut dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Robert Owen Wahyu, Selasa (29/5), melalui pesan WhatsApp kepada Antara.
Pada Selasa (29/5) dini hari, wilayah Sumba Barat, Bima, Sumbawa, dan Mataram diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan M=5.6 SR selanjutnya dimutakhirkan menjadi M=5.3 SR.
Gempa tersebut dengan episentrum terletak pada koordinat 9,39 LS dan 118,45 BT tepatnya di laut pada jarak 57 km arah barat Kota Waikahaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, pada kedalaman 20 km.
Baca juga: Gempa guncang Sumba Barat
Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan masyarakat menunjukkan guncangan dirasakan di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya dalam skala intensitas III-IV MMI.
Sementara di wilayah Bima, Sumbawa, Mataram dalam III MMI. Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas penyesaran di dasar laut.
Hal Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempa bumi di lokasi tersebut dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike slip fault).
Hingga saat ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Pulau Sumba diguncang gempa tiga kali
Gempa SBD akibat aktivitas sesar mendatar
Gempa bumi tektonik yang terjadi di Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur akibat aktivitas sesar mendatar (strike slip fault).