Bank Mandiri bantu perlengkapan- makanan bagi pengungsi di Sikka

id Gempa Larantuka,gempa Laut Flores,NTT,pengungsi gempa,pengungsi di Sikka,Bank Mandiri,Bantuan bencana

Bank Mandiri bantu perlengkapan- makanan bagi pengungsi di Sikka

Kepala Kantor Bank Mandiri Cabang Maumere Thommy Sherif (kanan) saat menyalurkan bantuan kepada warga di Kabupaten Sikka, NTT, yang mengungsi akibat gempa bumi di Laut Flores, di Maumere, Rabu (15/12/2021). ANTARA/HO-Bank Mandiri Cabang Maumere

Jadi sasaran bantuan ini untuk warga yang belum berani pulang ke rumah  dan masih bertahan di titik pengungsian,
Kupang (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) menyalurkan bantuan perlengkapan dan makanan bagi warga Kabupaten Sikka yang masih bertahan di tempat pengungsian akibat gempa bumi di Laut Flores.

"Bantuan tanggap darurat yang kami salurkan berupa  selimut, tikar, terpal, masker medis, serta bahan makan, air mineral, hingga obat-obatan," Kepala Kantor Bank Mandiri Cabang Maumere Thommy Sherif dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu (15/12).

Ia menjelaskan bantuan tersebut diberikan kepada warga yang masih bertahan di lokasi pengungsian yaitu di Aula Rumah Jabatan Bupati Sikka yang terletak di pusat Kota Maumere.

"Jadi sasaran bantuan ini untuk warga yang belum berani pulang ke rumah  dan masih bertahan di titik pengungsian," katanya.

Baca juga: Bank Mandiri realisasikan KUR semester satu capai Rp19,68 triliun
Baca juga: Bank Mandiri Taspen bantu korban bencana NTT


Tommy berharap bantuan tersebut dapat bermanfaat untuk kebutuhan warga di lokasi pengungsian sebelum mereka kembali ke rumah masih-masing.

Sementara itu Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Paskalis mengapresiasi kepedulian Bank Mandiri membantu warga terdampak gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 di Laut Flores yang terjadi pada Selasa (14/12).

"Bantuan ini akan kami salurkan selama beberapa hari ke depan," katanya.

Ia menjelaskan warga yang masih bertahan di lokasi pengungsian merasa takut terhadap ancaman gempa bumi tersebut yang sebelumnya dinyatakan berpotensi menimbulkan tsunami, meskipun akhirnya tidak terjadi tsunami.

Hal itu, kata dia dikarenakan warga memiliki pengalaman traumatik dengan dengan kejadian gempa dan tsunami pada 1992 silam yang menelan banyak korban jiwa.

"Kami terus berkoordinasi untuk menangani warga yang masih mengungsi ini sehingga saat ada bantuan maka dapat disalurkan secara optimal," katanya.