Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan tiket hari ketiga atau terakhir MotoGP Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat, ludes terjual.
"Kami hadir di sini untuk mengucapkan apresiasi yang luar biasa atas animo masyakat karena tiket MotoGP untuk yang utama bisa terjual habis," kata Erick Thohir dalam konferensi pers terkait Persiapan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 yang berlangsung secara virtual, Minggu, (6/3).
"Tentu animo ini datang baik secara individu, komunitas, dan koorporasi. Terima kasih atas semua pihak yang terus bekerja keras selama satu pekan terakhir hingga tiket hari ketiga habis," ujar Erick Thohir menambahkan.
Dalam kesempatan ini, Erick Thohir juga menyampaikan bahwa Dorna Sports mengapresiasi dan bahkan memberikan stand tambahan untuk fans dari pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, dan Maverick Vinales dari Aprilia Racing.
"Dorna sangat mengapresiasi bahkan memberikan stand tambahan fans Marc Marquez dan Maverick Vinales sebanyak masing-masing 500 tiket lagi dan saya yakin ini akan sold out," kata Erick Thohir menambahkan.
Erick dan pemangku kepentingan lainnya juga bakal terus mendorong penjualan tiket hari pertama dan kedua yang saat ini masih tersedia.
"Animo masyarakat jadi kuncinya. Ini bukan karena siapa-siapa, tapi animo masyarakat yang harus diapresiasi. Sama seperti di Asian Games (2018). Ini membuktikan kita negara besar dan kita siap menggelar event-event besar dunia. Kami hanya mendorong membuka networknya, agar masyarakat bisa mendapatkan akses tiket," ujar Erick.
MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika akan berlangsung selama tiga hari. Pada hari pertama Jumat (18/3), para pembalap akan menjalani sesi latihan bebas. Kemudian satu hari setelahnya dilanjutkan dengan kualifikasi. Adapun perlombaan akan berlangsung pada Minggu (20/3).
Baca juga: Marquez terkejut dengan performa Honda di Qatar
Baca juga: Tarif sewa rumah warga menjelang MotoGP Mandalika Rp3juta - Rp6 juta
Tiket MotoGP Indonesia ludes terjual
...Animo masyarakat jadi kuncinya. Ini bukan karena siapa-siapa, tapi animo masyarakat yang harus diapresiasi. Sama seperti di Asian Games (2018)