Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru mengatakan, hujan yang terjadi selama dua hari di Nusa Tenggara Timur akibat adanya gangguan atmosfer sesaat.
"Hujan ini hanya karena ada gangguan atmosfer sesaat berupa adanya area tekanan tinggi di Samudera Hindia," kata Apolinaris kepada Antara di Kupang, Jumat (3/8), terkait hujan yang mengguyur Kota Kupang dan sekitarnya pada Kamis (2/8) malam.
Selain gangguan atmosfer, kata dia, adanya pembentukan front dingin di sekitar atau atas wilayah NTT sehingga menyebabkan pertumbuhan awan yang kemudian memicu terjadinya hujan.
Menurut dia, saat ini wilayah NTT masih berada pada puncak musim kering dan belum ada tanda-tanda wilayah itu memasuki musim hujan atau masa peralihan.
Mengenai prakiraan awal musim hujan, dia mengatakan, sementara masih dalam perencanaan. "Kami akan segera merilis prakiraan awal musim hujan pada 2018 untuk diketahui masyarakat sambil menunggu pernyataan resmi dari BMKG Pusat," katanya.
Namun, menurut Apolonaris Geru, kemungkinan prakiraan awal musim hujan berlangsung pada akhir Agustus 2018.
Baca juga: Peluang curah hujan di NTT 0-20 mm
Baca juga: Lima kota di NTT berpotensi hujan