Kupang (ANTARA News NTT) - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asita NTT, Abed Frans menilai, rencana kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo (TNK) sebesar 500 dolar AS bagi wisatawan asing dan 50.000 dolar AS untuk setiap kapal yang berlabuh di kawasan TNK sebagai hal wajar.
"Saya bisa mengerti kalau kebijakan Gubernur NTT itu pasti ada yang pro dan kontra. Kalau pendapat pribadi saya sih, saya rasa kenaikan tarif itu adalah hal yang wajar, karena pasti hasilnya akan digunakan untuk peningkatan sarana dan pelayanan di TNK itu sendiri secara khusus, dan Labuan Bajo secara umumnya," kata Abed Frans kepada Antara di Kupang, Senin (3/12).
Dia mengemukakan hal itu, menanggapi rencana Pemerintah NTT menaikan tarif masuk ke kawasan TNK, dan dampaknya terhadap kunjungan wisatawan ke daerah itu.
Namun dia yakin, Pemerintah NTT tidak mungkin menaikkan tarif sebesar 500 dolar AS per wisatawan asing dan 50.000 dolar AS untuk kapal yang berlabuh di kawasan Taman Nasional Komodo.
"Tapi saya kira kenaikannya tidak sebesar itulah. Saya rasa pak gubernur juga memiliki pertimbangan-pertimbangan tersendiri mengenai hal itu. Ini kan baru wacana saja," katanya.
Dia mengatakan, harus disadari pula bahwa jika kita bepergian ke luar negeri juga harus merogok kocek dalam-dalam.
Baca juga: Gubernur NTT tetap naikan harga tiket masuk ke TNK
"Jika naik taxi di Eropa saja sudah Rp500.000 - Rp1 juta sekali jalan. Dan orang-orang di Eropa tentu senang-senang saja dengan pengeluaran dana kita tersebut," katanya.
"Pertanyaannya adalah kenapa kita tidak senang melihat wisatawan yang berkunjung ke tempat kita juga melakukan hal yang sama. Kenapa kok kita seolah-olah mau mereka mendapatkan harga yang serba murah saja di tempat kita," ujarnya.
"Seharusnya kita senang jika wisatawan yang mengunjungi daerah kita banyak mengeluarkan uang. Lagi pula kan kita belum tau benar bahwa yang dimaksud harga 500 dolar AS itu apa sudah termasuk hotel dan lain-lain kan," katanya.
Dia menambahkan, saat ini semua pihak sedang dan terus berusaha menjaring wisatawan-wisatawan yang berkualitas untuk berkunjung ke Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Kita tentunya tidak mau hanya sekedar kebanjiran wisatawan tetapi angka belanjanya tidak berkualitas. Lebih baik satu wisatawan membelanjakan satu juta, dari pada 100 wisatawan membelanjakan hanya satu juta," katanya.
Karena itu, dia meyakini bahwa kenaikan tarif masuk TNK bagus untuk perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana di TNK.
Baca juga: Kenaikan tarif TNK tidak disukai pasar
"Saya bisa mengerti kalau kebijakan Gubernur NTT itu pasti ada yang pro dan kontra. Kalau pendapat pribadi saya sih, saya rasa kenaikan tarif itu adalah hal yang wajar, karena pasti hasilnya akan digunakan untuk peningkatan sarana dan pelayanan di TNK itu sendiri secara khusus, dan Labuan Bajo secara umumnya," kata Abed Frans kepada Antara di Kupang, Senin (3/12).
Dia mengemukakan hal itu, menanggapi rencana Pemerintah NTT menaikan tarif masuk ke kawasan TNK, dan dampaknya terhadap kunjungan wisatawan ke daerah itu.
Namun dia yakin, Pemerintah NTT tidak mungkin menaikkan tarif sebesar 500 dolar AS per wisatawan asing dan 50.000 dolar AS untuk kapal yang berlabuh di kawasan Taman Nasional Komodo.
"Tapi saya kira kenaikannya tidak sebesar itulah. Saya rasa pak gubernur juga memiliki pertimbangan-pertimbangan tersendiri mengenai hal itu. Ini kan baru wacana saja," katanya.
Dia mengatakan, harus disadari pula bahwa jika kita bepergian ke luar negeri juga harus merogok kocek dalam-dalam.
Baca juga: Gubernur NTT tetap naikan harga tiket masuk ke TNK
"Jika naik taxi di Eropa saja sudah Rp500.000 - Rp1 juta sekali jalan. Dan orang-orang di Eropa tentu senang-senang saja dengan pengeluaran dana kita tersebut," katanya.
"Pertanyaannya adalah kenapa kita tidak senang melihat wisatawan yang berkunjung ke tempat kita juga melakukan hal yang sama. Kenapa kok kita seolah-olah mau mereka mendapatkan harga yang serba murah saja di tempat kita," ujarnya.
"Seharusnya kita senang jika wisatawan yang mengunjungi daerah kita banyak mengeluarkan uang. Lagi pula kan kita belum tau benar bahwa yang dimaksud harga 500 dolar AS itu apa sudah termasuk hotel dan lain-lain kan," katanya.
Dia menambahkan, saat ini semua pihak sedang dan terus berusaha menjaring wisatawan-wisatawan yang berkualitas untuk berkunjung ke Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Kita tentunya tidak mau hanya sekedar kebanjiran wisatawan tetapi angka belanjanya tidak berkualitas. Lebih baik satu wisatawan membelanjakan satu juta, dari pada 100 wisatawan membelanjakan hanya satu juta," katanya.
Karena itu, dia meyakini bahwa kenaikan tarif masuk TNK bagus untuk perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana di TNK.
Baca juga: Kenaikan tarif TNK tidak disukai pasar