Kupang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero)  melalui Subholding Commercial & Trading , PT Pertamina  Patra Niaga Region Jatimbalinus,  terus berupaya dan mendukung pelaku UMKM lokal  agar usahanya berkembang untuk mencapai kemandirian ekonomi. 

 Salah satunya adalah dengan program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) yang ditawarkan kepada Mitra Binaan Pertamina untuk membantu para pelaku UMKM lokal yang memiliki kesulitan modal.

Program tersebut memberikan pinjaman tanpa bunga dengan jasa administrasi rendah, hanya tiga persen per tahun.  Dampak dukungan melalui program pinjaman tersebut turut dirasakan Benedikta Boleng Kein (73), penenun asal Desa Lamawalang, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur binaan Pertamina. 

Ditemui di kediamannya, nenek Benedikta tampak cekatan merekatkan benang. Gurat wajahnya yang keriput menjadi tanda bahwa Benedikta sudah merasakan asam garam kehidupan seorang penenun. 

 Selama menjadi penenun telaten, Benedikta sering kesulitan mendapatkan benang, alat pewarna, dan bahan-bahan lainnya lantaran belum didukung modal yang memadai. 

Padahal, produktifitas wanita kelahiran tahun 1949 terbilang cukup tinggi, hal tersebut terbukti dari kemampuan Benedikta dalam menghasilkan dua sarung  hanya dalam  waktu seminggu. Kualitas tenun motif Lamaholot nya pun sangat terjaga.
 
Beruntung Benedikta mendapatkan informasi bahwa PT Pertamina  melalui Pertamina Patra Niaga region Jatimbalinus memberikan dukungan bagi pelaku UMKM lokal lewat pinjaman tanpa bunga dengan jasa administrasi rendah sebesar 3 persen. 

"Saya dapat informasi  mengenai program tersebut dan setelah dicek ternyata benar jasa administrasinya hanya 3 persen per tahun,  jadi sangat membantu pelaku usaha kecil seperti kami," katanya.

Informasi tersebut disambut  baik oleh Benedikta dan tanpa membuang waktu  langsung melakukan pengajuan pinjaman dengan menyiapkan dokumen kelengkapan untuk peminjaman uang sebesar Rp 50 juta. 

Nominal tersebut dimanfaatkan sebagai modal penunjang usaha tenun yang ditekuni sejak 20 tahun lalu.

"Sangat mendukung sekali. Biaya administrasi per tahun nya sangat rendah sehingga membantu saya mengembangkan usaha," ujar Benedikta.  

Menurutnya, angsuran via transfer bank BRI terus turun setiap tahunnya. Pada tahun 2021 kemarin, angsuran bulanan mencapai Rp1,5 juta, namun sekarang sudah turun menjadi Rp1,4 juta.

"Sekarang sisa kewajiban angsuran saya tinggal 11 bulan. Bunganya terus berkurang, dan tahun depan akan berkurang lagi, kemungkinan angsuran berikutnya menjadi dibawah Rp1,4 juta," ucapnya sambil tersenyum.

Berkat pinjaman tersebut usaha Tenun Benedikta kian berkembang.  Beberapa kali sarung tenunnya laku sampai ke Kota Kupang. Warga setempat juga selalu pesan dan mengakui kualitas tenun miliknya.

Dalam sebulan, sedikitnya lima lembar tenun yang diproduksi Benedikta laku terjual dengan harga Rp 800 ribu sampai dengan Rp1,2 juta per lembar. 

Ia bersyukur lantaran usaha itu mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan sambil melestarikan tradisi menenun   yang merupakan warisan leluhur  secara turun temurun. 

"Sebulan bisa Rp5 juta. Yang paling mahal itu Senai (sarung khusus laki-laki) karena kainnya dobel, harganya bisa Rp1,2 juta," jelasnya.

Bukan sekadar memberikan pinjaman tanpa bunga dengan jasa administrasi yang rendah, pihak Pertamina juga memberikan solusi saat UMKM dampingannya kesulitan. Konsultasi dilakukan dalam group whastapp 'Mitra PK Pertamina-DPSP. 

 "Anak saya yang sampaikan kalau ada kesulitan. Kami biasa dapat informasi tentang pendampingan lewat group WhatsApp. Mereka juga kasih solusi saat kami kesulitan," jelasnya.

Sebagai perempuan usia senja yang merawat tradisi menenun, Benedikta menyampaikan terima kasih atas pendampingan Pertamina Patra Niaga region Jatimbalinus dan juga kepada Dekranasda NTT yang turut membeli dan mempromosikan tenun Lamaholot ke tingkat Nasional bahkan naik kelas sampai tingkat Internasional.

Baca juga: Artikel - TJSL Pertamina antar Madu Flores Timur masuk pasar nasional

Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Deden Mochammad Idhani menjelaskan bahwa Pertamina senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Enviromental, Social and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. 

Baca juga: Pertamina akui kurangi kuota minyak tanah sesuai arahan BPH Migas

“Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat”, tambah Deden 

Melalui program-program PUMK dan semangat Energizing Your Future, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. 

Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan naik kelas dan Go Global.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024