Kupang (Antara NTT) - Branch Marketing Manager PT Pertamina Nusa Tenggara Timur (NTT) Fanda Chrismianto mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Sabu Raijua sangat tidak wajar.

Alasannya karena pasokan BBM ke Pulau Sabu tetap lancar dan stok yang tersedia di daerah itu cukup untuk beberapa pekan ke depan, kata Fanda Chrismianto kepada Antara di Kupang, Rabu, terkait melonjaknya harga BBM jenis premium di Sabu Raijua.

"Saya kaget kalau harga BBM sampai Rp40 ribu per botol karena pasokan ke Sabu tidak ada masalah dan stok tetap terjaga. Saya juga tidak tau di wilayah mana harga BBM begitu tinggi," kata Fanda Chrismianto.

Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini mencapai Rp40 ribu per botol kemasan besar dengan ukuran 1,5 liter.

Ketua DPRD Sabu Raijua Paulus Tuka mengatakan, harga jual BBM ditangan pengecer ini sudah menjadi langganan tetap menjelang pergantian tahun atau pada musim hujan.

"Sejak akhir November sampai awal Desember 2016 ini, harga BBM di tingkat pengecer terus bergerak naik. Alasannya takut stok habis. Padahal pasokan BBM ke Sabu masih normal dan stok BBM memang cukup selama ini," kata Paul Tuka.

Wakil Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke secara terpisah juga mengakui adanya kenaikan BBM yang sangat drastis.

"Kami dengan polisi dan tentara sedang melakukan sidak, tetapi belum menemukan adanya penimbunan. Tapi dengan kondisi ini, kami masih yakin ada penimbunan," kata Nikodemus.

Fanda Chrismianto menambahkan, pasokan BBM ke Pulau Sabu setiap bulan sebanyak 200 ribu liter premium dan 70 ribu liter solar.

Menurut dia, sampai dengan posisi 9 Desember 2016, stok BBM yang ada di Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) masih sebanyak 22 ribu liter premium dan pertamax 3.800 liter serta BBM jenis solar 13 ribu liter.

Artinya, stok BBM baik premium, solar dan pertamax masih cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan di daerah itu.

Sementara harga jual di APMS sesuai peraturan presiden yakni BBM satu harga untuk seluruh Indonesia, katanya menjelaskan.

Karena itu, menaikan harga dengan alasan stok berkurang, sama sekali tidak benar, karena stok BBM tetap ada dan pasokan ke daerah itu tetap lancar.

Dia juga menghimbau masyarakat untuk membeli BBM pada APMS, yang telah disediakan dan tidak bergantung pada pengecer.

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024