Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan normalisasi Sungai Siumate di wilayah Kecamatan Fatuleu Barat guna mengantisipasi terjadinya banjir susulan pada musim hujan tahun 2023.

"Pemkab sudah menurunkan alat berat untuk melakukan normalisasi di Sungai Siumate guna meminimalisir terjadinya banjir bandang di Kecamatan Fatuleu Barat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang Semi Tinenti ketika dihubungi di Kupang, Selasa, (3/1/2023).

Semi Tinenti mengatakan hal itu terkait upaya antisipasi bencana banjir bandang susulan seperti yang dialami warga dua desa di Kecamatan Fatuleu Barat yaitu Desa Naitael dan Desa Tuakau.

Menurut Semi Tinenti, banjir bandang yang melanda dua desa di Kecamatan Fatuleu pada Kamis (29/12) lalu dikarenakan banyak material yang terbawah arus banjir seperti dahan pohon dan ranting pohon yang tumbang dari kawasan pegunungan tersangkut di jembatan, sehingga air banjir meluap dan menerjang rumah-rumah penduduk dua desa, Naitael dan Desa Tuakau.

Ia mengatakan petugas dari Dinas PUPR didukung satu unit alat berat milik Pemerintah Kabupaten Kupang telah membersihkan berbagai material yang menghambat arus air di jembatan Sungai Siumate.

"Pembersihan menggunakan alat berat agar air banjir yang mengalir dengan lancar dan tidak terhalang dengan dahan-dahan pohon yang menutup saluran air melalui gorong-gorong pada jembatan," kata Semi Tinenti.

Menurut dia, terdapat 30 rumah warga di Fatukeu Barat yang hanyut tersapu banjir bandang akibat luapan banjir dari Sungai Siumate serta ratusan rumah warga terendam air banjir.

Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Fatuleu Barat pada akhir tahun 2022 itu juga merusak infrastruktur jalan serta jaringan listrik di dua desa itu.

"Para warga yang terdampak banjir di Siumate itu masih berlindung di rumah keluarga sambil menunggu pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak karena terjangan air banjir," kata Semi Tinenti.

Baca juga: Pemkab Flotim data kerusakan dan siapkan bantuan untuk korban angin kencang

Baca juga: 30 KK korban banjir bandang di Kupang masih mengungsi

Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024