Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengimbau warga di Pulau Mules untuk mewaspadai gelombang pasang laut yang berpotensi terjadi banjir pesisir (ROB).
"Bupati Manggarai telah mengeluarkan imbauan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai Stefanus Tawar saat dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu.
Ia menambahkan imbauan tersebut menyikapi fenomena naiknya permukaan air laut di Pulau Mules Desa Nuca Molas, Kecamatan Satar Mese Barat dan Kawasan pesisir selatan Kabupaten Manggarai pada Rabu (28/5) lalu.
Dalam imbauan yang ditandatangani Bupati Manggarai Herybertus Geradus Laju Nabit menjelaskan fenomena naiknya permukaan air laut itu merupakan banjir pesisir (ROB) yang merupakan peristiwa naiknya permukaan air laut ke daratan pesisir pantai yang disebabkan oleh air laut pasang yang kemudian menyebabkan daerah sekitarnya tergenang oleh air laut.
Lebih lanjut, berdasarkan penjelasan Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang bahwa penyebab dari kejadian tersebut adalah adanya fenomena fase bulan baru dan jarak terdekat bulan dan bumi (Perigee) pada tanggal 27 Mei 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.
Berdasarkan pantauan prediksi pasang surut, kecepatan angin, tinggi gelombang dan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, maka dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah Nusa Tenggara Timur berupa potensi banjir pesisir (ROB).
"Masyarakat di kawasan tersebut diimbau supaya waspada, tetap tenang dan jangan panik, jangan mudah percaya hoaks, pastikan sumber informasi resmi dari sumber terpercaya yakni Pemerintah Kabupaten Manggarai dan Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega Ruteng," katanya.
Selanjutnya, Pemkab Manggarai juga selalu berkoordinasi dengan Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega Ruteng dan Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang terkait perkembangan situasi yang terjadi.*