Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur mengimbau warga untuk mewaspadai potensi kejadian bencana saat musim hujan.
"Sudah ada kejadian bencana akibat angin kencang yang kini masih didata oleh kami. Jadi bagi warga harus waspada angin kencang, lalu warga yang tinggal di dekat bibir pantai harus segera menjauh karena ada potensi banjir pesisir, gelombang pasang," kata Kepala Pelaksana BPBD Manggarai Timur Petrus Subin ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Senin, (9/1/2023).
Wilayah Kabupaten Manggarai Timur telah memasuki musim hujan sebagaimana kondisi cuaca yang dilaporkan oleh BMKG saat ini. Untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana hidrometeorologi yang sering terjadi saat musim hujan seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, BPBD meminta warga proaktif mengambil langkah antisipasi.
Bagi warga yang bermukim di pesisir pantai dan bantaran sungai, BPBD mengimbau agar segera melakukan evakuasi apabila hujan berdurasi panjang mengguyur daerah itu. Hal serupa juga diimbau bagi warga yang tinggal di lereng bukit untuk menghindari potensi tanah longsor akibat curah hujan berlebih.
BPBD mengingatkan warga untuk mengantisipasi kerusakan rumah akibat angin kencang dengan memotong dahan pohon yang rapuh dan mudah rubuh. Warga diminta berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah saat musim hujan.
"Tolong berhati-hati saat mau bepergian atau melakukan aktivitas lain saat hujan deras. Waspada bencana," katanya.
Berdasarkan data laporan rutin dari kecamatan dan hasil kajian BPBD, kata Petrus Subin, wilayah rawan bencana di Manggarai Timur berada pada beberapa titik, yakni daerah Lamba Leda Raya, Congkar, Sambi Rampas, Kota Komba, dan Rana Mese.
Bupati Manggarai Timur Agas Andreas telah menginstruksikan agar instansi teknis seperti BPBD, Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, dan Dinas Kesehatan untuk mengaktifkan posko siaga/tanggap darurat bencana sebagai bentuk langkah antisipasi bencana.
Bupati juga meminta agar masyarakat gotong-royong menjaga lingkungan sehingga tidak ada drainase yang tersumbat dan dapat mengakibatkan banjir.
"Pelayanan harus dititikberatkan pada pendekatan kemanusiaan dan pelayanan kebutuhan dasar," katanya.
Kini para petugas BPBD masih melakukan pendataan kejadian bencana akibat angin kencang yang sempat terjadi di daerah itu beberapa waktu lalu.
Baca juga: Nelayan di Kota Kupang belum melaut akibat cuaca buruk
Baca juga: BPBD NTT: Empat jembatan rusak akibat banjir
"Sudah ada kejadian bencana akibat angin kencang yang kini masih didata oleh kami. Jadi bagi warga harus waspada angin kencang, lalu warga yang tinggal di dekat bibir pantai harus segera menjauh karena ada potensi banjir pesisir, gelombang pasang," kata Kepala Pelaksana BPBD Manggarai Timur Petrus Subin ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Senin, (9/1/2023).
Wilayah Kabupaten Manggarai Timur telah memasuki musim hujan sebagaimana kondisi cuaca yang dilaporkan oleh BMKG saat ini. Untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana hidrometeorologi yang sering terjadi saat musim hujan seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, BPBD meminta warga proaktif mengambil langkah antisipasi.
Bagi warga yang bermukim di pesisir pantai dan bantaran sungai, BPBD mengimbau agar segera melakukan evakuasi apabila hujan berdurasi panjang mengguyur daerah itu. Hal serupa juga diimbau bagi warga yang tinggal di lereng bukit untuk menghindari potensi tanah longsor akibat curah hujan berlebih.
BPBD mengingatkan warga untuk mengantisipasi kerusakan rumah akibat angin kencang dengan memotong dahan pohon yang rapuh dan mudah rubuh. Warga diminta berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah saat musim hujan.
"Tolong berhati-hati saat mau bepergian atau melakukan aktivitas lain saat hujan deras. Waspada bencana," katanya.
Berdasarkan data laporan rutin dari kecamatan dan hasil kajian BPBD, kata Petrus Subin, wilayah rawan bencana di Manggarai Timur berada pada beberapa titik, yakni daerah Lamba Leda Raya, Congkar, Sambi Rampas, Kota Komba, dan Rana Mese.
Bupati Manggarai Timur Agas Andreas telah menginstruksikan agar instansi teknis seperti BPBD, Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, dan Dinas Kesehatan untuk mengaktifkan posko siaga/tanggap darurat bencana sebagai bentuk langkah antisipasi bencana.
Bupati juga meminta agar masyarakat gotong-royong menjaga lingkungan sehingga tidak ada drainase yang tersumbat dan dapat mengakibatkan banjir.
"Pelayanan harus dititikberatkan pada pendekatan kemanusiaan dan pelayanan kebutuhan dasar," katanya.
Kini para petugas BPBD masih melakukan pendataan kejadian bencana akibat angin kencang yang sempat terjadi di daerah itu beberapa waktu lalu.
Baca juga: Nelayan di Kota Kupang belum melaut akibat cuaca buruk
Baca juga: BPBD NTT: Empat jembatan rusak akibat banjir