Labuan Bajo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur mengoptimalkan peran juru pemantau jentik (jumantik) sebagai salah satu langkah pencegahan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu pada 2023.
"Di setiap puskesmas ada jumantik dan aktif. Kami harus optimalkan lagi," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Nagekeo Maria Theresia Toyo ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Senin, (9/1/2023).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, kasus DBD pada 2022 tercatat 66 kasus, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pada 2021 sebanyak 42 kasus.
Untuk mengatasi penyebaran DBD yang cenderung meningkat saat musim hujan, Dinas Kesehatan Nagekeo berupaya lebih mengoptimalkan peran jumantik di tiap wilayah kerja puskesmas.
Jumantik yang ada di tiap puskesmas harus memantau setiap jentik nyamuk di sekeliling tempat tinggal, terutama tempat yang menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi yang jarang dikuras, genangan air pada sampah plastik kemasan atau kaleng.
Dia menjelaskan jumantik dapat melakukan Gerakan 3M Plus yang menjadi salah satu metode efektif pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni menutup semua penampungan air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas.
Para jumantik juga berkeliling untuk menaburkan bubuk larvasida atau abate, baik di rumah maupun sekolah, dan memberikan edukasi terkait pencegahan DBD.
"Para jumantik dapat mendorong masyarakat untuk melakukan PSN di masing-masing desa atau kelurahan," ujar Maria.
Dia menilai peran aktif kader jumatik penting dalam mendorong kebersihan lingkungan masyarakat. Jumantik dapat memberikan edukasi antisipasi DBD lewat berbagai kegiatan kolaborasi dengan pemerintah desa.
"Kita semua harus bekerja sama untuk mencegah penyebaran kasus DBD di daerah ini," ucap dia.
Selain mengoptimalkan peran jumantik, Dinas Kesehatan berupaya menekan angka kasus DBD lewat imbauan Bupati Nagekeo mengenai kewaspadaan meningkatnya risiko penyakit DBD dan imbauan Kepala Dinas Kesehatan Nagekeo dalam meningkatkan upaya pencegahan DBD.
Dinas melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor dalam upaya PSN dan aktif membersihkan lingkungan. Para petugas aktif memberikan sosialisasi keliling mengenai upaya pencegahan dan penanganan bahaya DBD.
Baca juga: Dinkes: Kasus DBD di Manggarai Barat selama 2022 turun
Baca juga: Pemkab Sikka intensifkan sosialisasi untuk pencegahan DBD
"Di setiap puskesmas ada jumantik dan aktif. Kami harus optimalkan lagi," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Nagekeo Maria Theresia Toyo ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Senin, (9/1/2023).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, kasus DBD pada 2022 tercatat 66 kasus, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pada 2021 sebanyak 42 kasus.
Untuk mengatasi penyebaran DBD yang cenderung meningkat saat musim hujan, Dinas Kesehatan Nagekeo berupaya lebih mengoptimalkan peran jumantik di tiap wilayah kerja puskesmas.
Jumantik yang ada di tiap puskesmas harus memantau setiap jentik nyamuk di sekeliling tempat tinggal, terutama tempat yang menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi yang jarang dikuras, genangan air pada sampah plastik kemasan atau kaleng.
Dia menjelaskan jumantik dapat melakukan Gerakan 3M Plus yang menjadi salah satu metode efektif pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni menutup semua penampungan air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas.
Para jumantik juga berkeliling untuk menaburkan bubuk larvasida atau abate, baik di rumah maupun sekolah, dan memberikan edukasi terkait pencegahan DBD.
"Para jumantik dapat mendorong masyarakat untuk melakukan PSN di masing-masing desa atau kelurahan," ujar Maria.
Dia menilai peran aktif kader jumatik penting dalam mendorong kebersihan lingkungan masyarakat. Jumantik dapat memberikan edukasi antisipasi DBD lewat berbagai kegiatan kolaborasi dengan pemerintah desa.
"Kita semua harus bekerja sama untuk mencegah penyebaran kasus DBD di daerah ini," ucap dia.
Selain mengoptimalkan peran jumantik, Dinas Kesehatan berupaya menekan angka kasus DBD lewat imbauan Bupati Nagekeo mengenai kewaspadaan meningkatnya risiko penyakit DBD dan imbauan Kepala Dinas Kesehatan Nagekeo dalam meningkatkan upaya pencegahan DBD.
Dinas melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor dalam upaya PSN dan aktif membersihkan lingkungan. Para petugas aktif memberikan sosialisasi keliling mengenai upaya pencegahan dan penanganan bahaya DBD.
Baca juga: Dinkes: Kasus DBD di Manggarai Barat selama 2022 turun
Baca juga: Pemkab Sikka intensifkan sosialisasi untuk pencegahan DBD