Kupang (ANTARA News NTT) - Pengamat ekonomi Dr James Adam mengatakan binatang purba raksasa Komodo (varanus komodoensis) di Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, memang langka dan istimewa, sehingga tidak bisa diukur dengan besarnya biaya masuk ke kawasan wisata tersebut.
"Besarnya biaya masuk ke TNK sekitar 500 dolar AS/wisman dan 100 dolas AS/wisnu mungkin telah dipertimbangkan dengan keistimewaan dari komodo tersebut," kata Konsultan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk program pemberdayaan ekonomi itu kepada Antara di Kupang, Sabtu (15/12).
Ia mengatakan biaya masuk ke TNK, tidak bisa dibandingkan dengan taman nasional di belahan dunia lainnya, karena masing-masing taman nasional memiliki keistimewaan dan nilai penghuni yang berbeda-beda.
"Kalau pemerintah daerah sampai menetapkan tarif masuk seperti itu, karena mempertimbangkan kelangkaan komodo sebagai satu-satunya binatang purba raksasa di dunia," ujarnya.
Menurut dia, penetapan tarif masuk ke TNK itu memang tidak bisa dibandingkan dengan taman nasional di belahan bumi lainnya, tetapi jika dibandingkan dengan tarif masuk ke National Park Yellowstone di AS untuk perjalanan sehari penuh (full day tour) hanya 260 dolar AS.
Baca juga: Gubernur NTT: Soal pengelolaan TNK tunggu Menteri LHK
Ia menambahkan jika dibandingkan dengan tarif masuk ke TN Komodo berarti masih lebih tinggi sekitar 100 persen, karena keistimewaan yang ada pada komodo sebagai binatang purba langka raksasa di dunia.
James Adam mengatakan jika kenaikan tarif masuk ke TNK itu berdampak negatif terhadap jumlah kunjungan wisatawan, maka pemerintah NTT harus mengoreksinya kembali.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengatakan pemerintah NTT tidak pernah takut jika penerapan kenaikan tarif masuk ke TNK itu berimplikasi pada penurunan jumlah wisatawan.
"Kami berharap yang masuk ke TN Komodo adalah wisatawan kelas tinggi atau yang berdompet tebal saja. Komodo itu binatang langka sehingga biaya untuk melihatnya pun harus mahal," katanya.
Baca juga: NTT hanya inginkan kalangan berduit masuk TNK
Sejumlah ranger mengawasi seekor komodo (varanus komodoensis) yang sedang berjalan di Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (29/11/2018). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha).
"Besarnya biaya masuk ke TNK sekitar 500 dolar AS/wisman dan 100 dolas AS/wisnu mungkin telah dipertimbangkan dengan keistimewaan dari komodo tersebut," kata Konsultan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk program pemberdayaan ekonomi itu kepada Antara di Kupang, Sabtu (15/12).
Ia mengatakan biaya masuk ke TNK, tidak bisa dibandingkan dengan taman nasional di belahan dunia lainnya, karena masing-masing taman nasional memiliki keistimewaan dan nilai penghuni yang berbeda-beda.
"Kalau pemerintah daerah sampai menetapkan tarif masuk seperti itu, karena mempertimbangkan kelangkaan komodo sebagai satu-satunya binatang purba raksasa di dunia," ujarnya.
Menurut dia, penetapan tarif masuk ke TNK itu memang tidak bisa dibandingkan dengan taman nasional di belahan bumi lainnya, tetapi jika dibandingkan dengan tarif masuk ke National Park Yellowstone di AS untuk perjalanan sehari penuh (full day tour) hanya 260 dolar AS.
Baca juga: Gubernur NTT: Soal pengelolaan TNK tunggu Menteri LHK
Ia menambahkan jika dibandingkan dengan tarif masuk ke TN Komodo berarti masih lebih tinggi sekitar 100 persen, karena keistimewaan yang ada pada komodo sebagai binatang purba langka raksasa di dunia.
James Adam mengatakan jika kenaikan tarif masuk ke TNK itu berdampak negatif terhadap jumlah kunjungan wisatawan, maka pemerintah NTT harus mengoreksinya kembali.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengatakan pemerintah NTT tidak pernah takut jika penerapan kenaikan tarif masuk ke TNK itu berimplikasi pada penurunan jumlah wisatawan.
"Kami berharap yang masuk ke TN Komodo adalah wisatawan kelas tinggi atau yang berdompet tebal saja. Komodo itu binatang langka sehingga biaya untuk melihatnya pun harus mahal," katanya.
Baca juga: NTT hanya inginkan kalangan berduit masuk TNK