Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Nagekeo mulai memanfaatkan aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (Srikandi) untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan kearsipan dalam mewujudkan program reformasi birokrasi.
"Kita menyiapkan seluruh lapisan mulai dari sekolah, desa, kecamatan, hingga kabupaten untuk menjalankan tata kelola kearsipan," kata Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Rabu, (15/3/2023).
Bupati mengatakan aplikasi Srikandi tidak hanya dipakai oleh organisasi perangkat daerah dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Nagekeo, namun juga pihak sekolah. Lewat aplikasi tersebut, sekolah dapat membuat arsip surat-surat penting, ijazah, sertifikat, dan perangkat pembelajaran dengan baik.
"Kita mulai dari ASN dan bergerak lebih cepat untuk tertibkan surat-surat berharga," ucap Bupati Don.
Guna menindaklanjuti penertiban arsip, pemerintah daerah pun mendorong kebijakan perlindungan hak-hak administrasi warga melalui peraturan bupati. Dia meminta sekretaris daerah untuk menyiapkan peraturan bupati yang akan didorong menjadi peraturan daerah.
"Pak Sekda saya minta untuk menyiapkan perbup dulu, nanti kita dorong ke perda," katanya lagi.
Pemanfaatan aplikasi Srikandi telah dimulai dengan pemberian edukasi penggunaan aplikasi kepada 275 peserta. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk bimbingan teknis selama dua hari yakni 15-16 Maret 2023 itu diikuti oleh berbagai profesi baik guru, pemerintah desa, lurah, camat, dan kepala dinas.
Direktur Kearsipan Daerah I Arsip Nasional Republik Indonesia, Rudi Anton mengatakan tiga isu penting yang dibahas dalam penyebarluasan informasi dan edukasi Aplikasi Srikandi yakni pentingnya arsip, penyelamatan memori kolektif Nagekeo, dan transformasi digital.
Presiden Joko Widodo, sebut Rudi, menginginkan pengelolaan kearsipan dan tata kelola pemerintahan yang terintegrasi dari daerah hingga pusat baik daring maupun luring sebelum perpindahan ibu kota negara.
"Arsip ini sama dengan alat bukti. jadi mari kita tingkatkan kualitas kearsipan melalui aplikasi ini," ajak Rudi Anton.
Baca juga: Pemkab Nagekeo minta desa optimalkan situs web guna promosi wisata
Baca juga: Menparekraf apresiasi Rakor 30 Desa Floratama di Nagekeo
"Kita menyiapkan seluruh lapisan mulai dari sekolah, desa, kecamatan, hingga kabupaten untuk menjalankan tata kelola kearsipan," kata Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Rabu, (15/3/2023).
Bupati mengatakan aplikasi Srikandi tidak hanya dipakai oleh organisasi perangkat daerah dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Nagekeo, namun juga pihak sekolah. Lewat aplikasi tersebut, sekolah dapat membuat arsip surat-surat penting, ijazah, sertifikat, dan perangkat pembelajaran dengan baik.
"Kita mulai dari ASN dan bergerak lebih cepat untuk tertibkan surat-surat berharga," ucap Bupati Don.
Guna menindaklanjuti penertiban arsip, pemerintah daerah pun mendorong kebijakan perlindungan hak-hak administrasi warga melalui peraturan bupati. Dia meminta sekretaris daerah untuk menyiapkan peraturan bupati yang akan didorong menjadi peraturan daerah.
"Pak Sekda saya minta untuk menyiapkan perbup dulu, nanti kita dorong ke perda," katanya lagi.
Pemanfaatan aplikasi Srikandi telah dimulai dengan pemberian edukasi penggunaan aplikasi kepada 275 peserta. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk bimbingan teknis selama dua hari yakni 15-16 Maret 2023 itu diikuti oleh berbagai profesi baik guru, pemerintah desa, lurah, camat, dan kepala dinas.
Direktur Kearsipan Daerah I Arsip Nasional Republik Indonesia, Rudi Anton mengatakan tiga isu penting yang dibahas dalam penyebarluasan informasi dan edukasi Aplikasi Srikandi yakni pentingnya arsip, penyelamatan memori kolektif Nagekeo, dan transformasi digital.
Presiden Joko Widodo, sebut Rudi, menginginkan pengelolaan kearsipan dan tata kelola pemerintahan yang terintegrasi dari daerah hingga pusat baik daring maupun luring sebelum perpindahan ibu kota negara.
"Arsip ini sama dengan alat bukti. jadi mari kita tingkatkan kualitas kearsipan melalui aplikasi ini," ajak Rudi Anton.
Baca juga: Pemkab Nagekeo minta desa optimalkan situs web guna promosi wisata
Baca juga: Menparekraf apresiasi Rakor 30 Desa Floratama di Nagekeo