Labuan Bajo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) memperkuat upaya penemuan kasus tuberkulosis (TB) lewat penjaringan dari rumah ke rumah atau dikenal dengan istilah ketuk pintu.

"Langkah utama yang kami lakukan itu penemuan kasus lewat ketuk pintu, dari rumah ke rumah, kami lakukan skrining dan pemeriksaan TB," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Bartolomeus Hermopan ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu, (25/3/2023).

TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebar ketika seseorang menghirup percikan ludah (droplet) saat penderita TB batuk, bersin, berbicara, tertawa, atau bernyanyi.

Skrining penemuan kasus merupakan langkah pertama yang dilakukan para petugas TB untuk menemukan kasus aktif.

Penemuan kasus aktif yang dimaksud, yakni menemukan kasus TB secara dini lewat skrining gejala dan faktor risiko TB pada seluruh kontak erat pasien.

Setelah menemukan kasus aktif, pemeriksaan pun dilakukan, baik pemeriksaan dahak maupun klinis.

Lebih lanjut, dia menjelaskan Kabupaten Manggarai telah dilengkapi dengan dua alat tes cepat molekuler (TCM) yang masing-masing berada di RSUD Ben Mboi Ruteng dan Puskesmas Reo.

Dengan dua TCM tersebut, pemerintah daerah melakukan perjanjian kerja sama dengan pengelola alat untuk menerima sampel pemeriksaan TB dari semua Puskesmas.

Dia berharap Puskesmas yang berjarak dekat dengan fasilitas TCM dapat lebih aktif mencari sasaran target penemuan kasus, sehingga pemeriksaan bisa dilakukan lebih cepat.

"Kuncinya itu di penemuan kasus. Fenomena gunung es, satu ditemukan, pasti di sekeliling itu juga ada. Jadi, kita harus waspada," kata Bartolomeus.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, jumlah kasus TB sejak bulan Januari hingga 24 Maret 2023 sebanyak 53 kasus. Sementara itu, kasus TB pada 2022 mencapai 228 kasus.

Baca juga: Pemkab Nagekeo perkuat kapasitas kader bangun jejaring untuk investigasi TB

Baca juga: Manggarai Timur peringkat pertama di NTT dalam penanganan Tuberkulosis

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024