Jakarta (ANTARA) - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek melalui Kantor Bahasa Provinsi NTT telah melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Antarinstansi dalam Rangka Pelindungan Bahasa Daerah di NTT Tahun 2023.

“Dari berbagai upaya pelindungan bahasa daerah, program Revitalisasi Bahasa Daerah merupakan tahapan yang strategis sebagai upaya pemetaan bahasa, pengukuran daya hidup dan kualitas bahasa, serta upaya konservasi bahasa,” kata Staf Ahli Gubernur NTT Willi Toisuta dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, (29/3/2023).

Willi menuturkan digelarnya Rakor merupakan langkah awal pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di NTT. Acara berlangsung dari tanggal 27 hingga 29 Maret 2023, dengan tujuan untuk membangun sinergi dan merumuskan kesepakatan bersama para pemangku kepentingan di daerah berkenaan dengan pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah di NTT.

Sebab karya-karya yang dihasilkan dari kegiatan pelindungan bahasa dan sastra daerah mampu menjadi produk andalan yang menghasilkan pendapatan asli daerah.

Menurutnya, upaya pelindungan dan pengembangan bahasa dan sastra daerah bisa dikemas menjadi atraksi yang turut menggerakkan perekonomian sesuai visi “NTT Bangkit NTT Sejahtera dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Willi berharap kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah berdampak yang baik untuk pelindungan dan pelestarian bahasa daerah terutama pelestarian bahasa daerah di Provinsi NTT.

“Karena sejatinya, bahasa daerah merupakan kekayaan negeri. Dengan melestarikan bahasa daerah berarti kita meneruskan jembatan antargenerasi,” ucap dia.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT Elis Setiati menyebut kegiatan itu merupakan upaya pemerintah pusat melalui pihaknya untuk meningkatkan daya hidup bahasa daerah.

Nantinya wilayah yang menjadi sasaran bahasa daerah yang direvitalisasi pada tahun 2023, meliputi Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Kupang, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Rote, dan Kabupaten Alor.

Sebelumnya pada 2022 pun Kantor Bahasa Provinsi NTT telah memulai Revitalisasi Bahasa Daerah dengan tujuh bahasa daerah, yaitu bahasa Dawan, bahasa Manggarai, bahasa Kambera, bahasa Rote. Sedangkan tahun 2023 ditambahkan dua bahasa yakni bahasa Abui, bahasa Adang dan bahasa Kabola di Kabupaten Alor.

Elis berharap Rakor memberikan dampak yang besar terhadap penutur bahasa-bahasa daerah, untuk tetap melindungi, mengembangkan, dan melestarikan bahasa daerah agar bertahan dan kuat dari waktu ke waktu.

“Kami berharap pada kegiatan ini dapat menghasilkan beberapa rumusan rekomendasi untuk menyukseskan program Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi NTT,” katanya.

Baca juga: NTT jadi daerah contoh penggunaan bahasa ibu di kelas awal
Baca juga: Pakar sebut perlu terapkan tiga langkah cegah kepunahan bahasa daerah






 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kantor bahasa NTT gelar Rakor perkuat perlindungan bahasa daerah

Pewarta : Hreeloita Dharma Shanti
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024