Kupang, NTT (ANTARA) - Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (BBP NTT) memperkuat peran dan kapasitas 31 komunitas penggerak literasi melalui pendampingan intensif pada 10-12 Desember 2025 di Kupang, guna mendorong gerakan literasi yang lebih berkelanjutan di daerah.
“Kegiatan ini menjadi ruang yang dapat memperkaya dan menambah wawasan para perwakilan komunitas sekaligus bahan pembelajaran bersama bagi Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur,” kata Kepala BBP NTT Ralph Hery Budhiono di Kupang, Rabu sore.
Ia menyebut, komunitas-komunitas tersebut memiliki peran vital sebagai fasilitator kegiatan literasi di tingkat lokal, terutama di wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau layanan pemerintah.
Pendampingan ini, lanjut dia, punya manfaat untuk menyamakan frekuensi agar gerakan literasi berjalan selaras sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
“Kami juga perlu banyak belajar karena pasti ada hal-hal yang luput dari perhatian akibat keterbatasan SDM dan anggaran. Karena itu, umpan balik dari peserta sangat dibutuhkan agar masalah dan potensi di daerah dapat kami identifikasi, dan kita pikirkan solusi yang tepat,” katanya.
Ia turut mengapresiasi kehadiran para perwakilan komunitas yang telah berpartisipasi khususnya yang datang dari luar wilayah Kota Kupang dan Pulau Timor.
Sementara itu, Widyabasa Ahli Pertama BBP NTT sekaligus Ketua Panitia Zuddi Ichwan Priyana menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar sebagai sarana fasilitasi dan ruang kolaborasi antarkomunitas penggerak literasi di wilayah NTT.
“Selain mengembangkan pengelolaan komunitas, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan kolaborasi antarkomunitas dan sinergi dengan program pemerintah ke depannya,” kata dia.
Ia menambahkan, rangkaian pendampingan meliputi penguatan profil struktur komunitas, revitalisasi bahasa daerah, praktik penulisan berita untuk publikasi komunitas literasi, serta pengenalan produk Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).
“Forum ini sekaligus menjadi evaluasi program 2025 untuk persiapan kegiatan literasi tahun 2026,” ujarnya.

