Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur Heribertus Ngabut mengatakan semakin berkurangnya jumlah anak stunting merupakan hasil kerja keras yang dilakukan semua pihak seperti TNI/Polri, BUMN dan BUMD dan lembaga keagamaan.

"Kami mengapresiasi terhadap semua komponen masyarakat di Kabupaten Manggarai yang bekerja keras dalam membantu pemerintah dalam mengatasi masalah stunting," kata Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut saat dihubungi dari Kupang, Minggu, (16/4/2023).

Ia mengatakan persentase prevalensi penurunan stunting di Kabupaten Manggarai telah mencapai target nasional karena adanya kerja sama semua pihak.

"Melalui keras keras dengan melibatkan semua pihak sehingga pemerintah bisa menekan percepatan penurunan jumlah anak stunting di Kabupaten Manggarai," kata Heribertus Ngabut.

Menurut dia anak balita yang mengalami stunting di Kabupaten Manggarai saat kegiatan bulan timbang pada Februari 2023 mencapai 3.893 anak balita atau 14,3 persen dari 27.223 anak balita yang melakukan pengukuran tinggi berat badan anak.

Sementara pada pengukuran dilakukan pada Agustus 2020 jumlah anak balita stunting di Kabupaten Manggarai sebanyak 5.322 orang anak atau 21,9 persen dari 20.996 balita yang ditimbang atau 86,4 persen dari total 24.301 orang anak balita di kabupaten di Pulau Flores itu,

Heribertus Ngabut mengatakan upaya percepatan penurunan angka stunting tidak akan dapat diselesaikan apabila tidak dilakukan secara bersama.

"Pemerintah Kabupaten Manggarai tidak bekerja sendirian tetapi juga didukung semua pihak terkait yang selalu bekerjasama dalam menekan stunting sehingga upaya penurunan stunting bisa terwujud," kata Heribertus Ngabut.

Dia menambahkan penanganan stunting bukan hanya pada soal fisik anak, namun juga mengubah pola pikir para orang tua tentang pola asuh anak yang baik termasuk dalam pemenuhan gizi anak sehingga dapat menjadi anak yang sehat.

"Pemberian makanan tambahan (PMT) yang dilakukan pemerintah hanya sementara tetapi yang utama bagaimana perhatian orang tua untuk memenuhi kebutuhan gizi anak termasuk dalam hal pola asuh terhadap anak, makan yang sehat sehingga anak tidak masuk dalam kategori anak stunting maupun gizi kurang," kata Heribertus Ngabut.


Baca juga: Gubernur NTT dorong stunting di TTU turun 4 persen

Baca juga: Klasis kota Kupang raih penghargaan gereja peduli stunting

Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024