Kupang (Antara NTT) - Dua korban perang tanding antarwarga dua desa di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang meletus Selasa dini hari, sudah dilarikan ke RSUD Larantuka karena salah satu di antaranya dalam kondisi kritis.
Wakil Bupati Flores Timur Valens Tukan yang dikonfirmasi ANTARA melalui telepon genggam dari Kupang, Selasa mengakui dua korban itu terkena pana ketika terjadi penyerbuan pada Selasa dini hari.
"Mereka sempat dirawat di Puskemas Ile Boleng tetapi karena kondisi salah satu korban agak kritis sehingga dilarikan ke RSUD Larantuka di ujung timur Pulau Flores," kata Valens Tukan yang mengaku sudah berada di Pulau Adonara sejak Senin (1/10) malam.
Dua korban yang terkena anak panah itu adalah warga dusun Riang Bunga yakni Dominikus Nuho dan Hendrikus Asan.
Satu orang korban dilaporkan terkena panah pada bagian dagu dan seorang lainnya terkena panah pada bagian pinggang dan pana masih tertancap di badan saat dilarikan ke RSUD Larantuka.
Dalam insiden itu juga, kata Wabub Flores Timur, dua rumah penduduk dibakar dan enam buah lumbung pangan milik warga dibakar.
Wakil Kepala Kepolian Resort Flores Timur Kompol M Tomo mengatakan tidak ada korban yang meninggal dunia dalam insiden tersebut.
"Ada banyak informasi menyesatkan yang menyebutkan bahwa ada korban tewas dalam insiden di Adonara. Informasi itu tidak benar dan mengada-ada karena kami belum ada berita soal itu," katanya.
Wakapolres yang kini berada di lokasi kejadian menegaskan hal itu menjawab pertanyaan ANTARA seputar beredarnya informasi melalui layanan pesan singkat bahwa ada korban tewas akibat terkena anak panah pada bagian dada.
Dia mengatakan, saat ini terus melakukan dialog dengan masyarakat dan meminta mereka untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban, serta meminta masyarakat untuk patuh dan taat pada hukum di negara ini.
"Kami belum mendapat berita mengenai adanya korban meninggal dunia. Kami di lapangan dan terus mengajak semua pihak untuk berdoa karena dengan senjata Allah, maut dapat dipatahkan," katanya.
"Kami melayani dengan tugas kami sebagai penjaga perdamaian dan sampai detik ini, kondisi di lapangan cukup baik," katanya melalui pesan singkat.
Dia juga meminta masyarakat untuk menahan diri dan menghargai hukum di negara ini. Semua persoalan harus ditempuh melalui proses hukum dan tidak dengan jalan kekerasan karena bukan merupakan solusi terbaik.
Wakil Bupati Flores Timur Valens Tukan yang dikonfirmasi ANTARA melalui telepon genggam dari Kupang, Selasa mengakui dua korban itu terkena pana ketika terjadi penyerbuan pada Selasa dini hari.
"Mereka sempat dirawat di Puskemas Ile Boleng tetapi karena kondisi salah satu korban agak kritis sehingga dilarikan ke RSUD Larantuka di ujung timur Pulau Flores," kata Valens Tukan yang mengaku sudah berada di Pulau Adonara sejak Senin (1/10) malam.
Dua korban yang terkena anak panah itu adalah warga dusun Riang Bunga yakni Dominikus Nuho dan Hendrikus Asan.
Satu orang korban dilaporkan terkena panah pada bagian dagu dan seorang lainnya terkena panah pada bagian pinggang dan pana masih tertancap di badan saat dilarikan ke RSUD Larantuka.
Dalam insiden itu juga, kata Wabub Flores Timur, dua rumah penduduk dibakar dan enam buah lumbung pangan milik warga dibakar.
Wakil Kepala Kepolian Resort Flores Timur Kompol M Tomo mengatakan tidak ada korban yang meninggal dunia dalam insiden tersebut.
"Ada banyak informasi menyesatkan yang menyebutkan bahwa ada korban tewas dalam insiden di Adonara. Informasi itu tidak benar dan mengada-ada karena kami belum ada berita soal itu," katanya.
Wakapolres yang kini berada di lokasi kejadian menegaskan hal itu menjawab pertanyaan ANTARA seputar beredarnya informasi melalui layanan pesan singkat bahwa ada korban tewas akibat terkena anak panah pada bagian dada.
Dia mengatakan, saat ini terus melakukan dialog dengan masyarakat dan meminta mereka untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban, serta meminta masyarakat untuk patuh dan taat pada hukum di negara ini.
"Kami belum mendapat berita mengenai adanya korban meninggal dunia. Kami di lapangan dan terus mengajak semua pihak untuk berdoa karena dengan senjata Allah, maut dapat dipatahkan," katanya.
"Kami melayani dengan tugas kami sebagai penjaga perdamaian dan sampai detik ini, kondisi di lapangan cukup baik," katanya melalui pesan singkat.
Dia juga meminta masyarakat untuk menahan diri dan menghargai hukum di negara ini. Semua persoalan harus ditempuh melalui proses hukum dan tidak dengan jalan kekerasan karena bukan merupakan solusi terbaik.