Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan empat wilayah yang tersebar di Kabupaten Alor dan Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berstatus waspada bencana kekeringan.
"Sejumlah wilayah di Kecamatan Alor Timur, Alor Timur Laut, dan Mataru di Alor, serta Kambera di Sumba Timur, dalam kondisi waspada bencana kekeringan akibat tidak diguyur hujan dalam waktu yang lama," kata Kepala Stasiun Klimatologi NTT BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Selasa, (16/5/2023).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini bencana kekeringan meteorologi di wilayah NTT.
Adji menjelaskan wilayah-wilayah tersebut tidak diguyur hujan lebih dari 21 hari dengan peluang 70 persen selama Dasarian II dan Dasarian III Mei. Artinya, kata dia, wilayah tersebut berstatus waspada terhadap bencana kekeringan, sehingga perlu diantisipasi pemerintah dan warga setempat.
Ia mengatakan ancaman bencana kekeringan akan berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan sehingga perlu diantisipasi para petani seperti dengan memilih tanaman yang cocok atau tidak membutuhkan banyak air untuk ditanam.
Selain itu, kata dia, juga berdampak pada berkurangnya ketersediaan air tanah yang mengakibatkan kelangkaan air bersih untuk kebutuhan warga.
"Pemakaian air perlu dihemat sejak awal sehingga persediaan bisa untuk kebutuhan selama musim kemarau," katanya.
Adji juga mengimbau warga agar mencegah munculnya kebakaran hutan dan lahan di tengah ancaman kekeringan dengan menghindari aktivitas yang dapat memicu titik api seperti membersihkan lahan dengan cara membakar, membuang puntung rokok di area terbuka yang terdapat tumpukan dedaunan atau rumput kering dan sebagainya.
Baca juga: 100 persen zona musim di NTT berada dalam periode kemarau
Baca juga: BMKG imbau warga waspadai potensi kekeringan di Lambanapu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lama tak diguyur hujan, 4 wilayah di NTT berstatus waspada kekeringan
"Sejumlah wilayah di Kecamatan Alor Timur, Alor Timur Laut, dan Mataru di Alor, serta Kambera di Sumba Timur, dalam kondisi waspada bencana kekeringan akibat tidak diguyur hujan dalam waktu yang lama," kata Kepala Stasiun Klimatologi NTT BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Selasa, (16/5/2023).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini bencana kekeringan meteorologi di wilayah NTT.
Adji menjelaskan wilayah-wilayah tersebut tidak diguyur hujan lebih dari 21 hari dengan peluang 70 persen selama Dasarian II dan Dasarian III Mei. Artinya, kata dia, wilayah tersebut berstatus waspada terhadap bencana kekeringan, sehingga perlu diantisipasi pemerintah dan warga setempat.
Ia mengatakan ancaman bencana kekeringan akan berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan sehingga perlu diantisipasi para petani seperti dengan memilih tanaman yang cocok atau tidak membutuhkan banyak air untuk ditanam.
Selain itu, kata dia, juga berdampak pada berkurangnya ketersediaan air tanah yang mengakibatkan kelangkaan air bersih untuk kebutuhan warga.
"Pemakaian air perlu dihemat sejak awal sehingga persediaan bisa untuk kebutuhan selama musim kemarau," katanya.
Adji juga mengimbau warga agar mencegah munculnya kebakaran hutan dan lahan di tengah ancaman kekeringan dengan menghindari aktivitas yang dapat memicu titik api seperti membersihkan lahan dengan cara membakar, membuang puntung rokok di area terbuka yang terdapat tumpukan dedaunan atau rumput kering dan sebagainya.
Baca juga: 100 persen zona musim di NTT berada dalam periode kemarau
Baca juga: BMKG imbau warga waspadai potensi kekeringan di Lambanapu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lama tak diguyur hujan, 4 wilayah di NTT berstatus waspada kekeringan