Lewoleba (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah melalukan sosialisasi aktif untuk memperluas informasi terkait kewaspadaan terhadap bahaya rabies akibat gigitan hewan penular seperti anjing, kucing, dan kera.
"Sejak Jumat,26 Mei 2023 Pemkab Manggarai Timur telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, diantaranya di rumah-rumah ibadah, tentang rabies dan bagaimana menyikapi jika ada warga yang terkena gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manggarai Timur Boni Hasudungun ketika dihubungi dari Lewoleba, Kabupaten Lembata, Kamis, (1/6/2023).
Pemkab Manggarai Timur memperluas penyebaran informasi terkait bahaya rabies di Flores mengingat adanya kejadian satu pasien yang digigit anjing dan meninggal karena tidak adanya penatalaksanaan HPR yang tepat.
Dia menyebut pasien tersebut digigit anjing pada bulan April tapi tidak langsung dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan vaksin antirabies (VAR). Keterlambatan penanganan itu menyebabkan pasien meninggal pada 25 Mei 2023.
Atas kejadian itu, Pemkab Manggarai Timur melalui Dinas Kesehatan setempat telah menggerakkan para petugas kesehatan yang ada di setiap fasilitas layanan kesehatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Rapat koordinasi pun telah dilakukan beberapa waktu lalu, kata dia, untuk mengambil sejumlah langkah penanganan terhadap kasus rabies yang telah ada di kabupaten tersebut.
Selain memperluas informasi dan memberikan imbauan kepada masyarakat, kata Boni, Dinas Peternakan Manggarai Timur juga ditugaskan untuk segera melaksanakan vaksinasi HPR dimulai dari wilayah Kecamatan Borong kemudian ke wilayah lain.
Satpol PP bersama aparat keamanan, lanjutnya, juga segera melaksanakan eliminasi HPR pada lokasi sekitar kasus gigitan.
Puskesmas Sita di Manggarai Timur merupakan salah satu puskesmas yang aktif memberikan edukasi terkait penanganan rabies.
Kepala Puskesmas Sita Aventinus Gonsales Jamin mengatakan para petugas kesehatan memberikan penjelasan terkait pencegahan dan penanganan rabies baik di puskesmas maupun dari rumah ke rumah.
"Kami selalu memberikan edukasi ke masyarakat apabila tergigit oleh anjing segera lukanya dibersihkan, dicuci menggunakan detergen dan setelah itu langsung diantar ke puskesmas untuk mendapatkan VAR," kata Aventinus.
Dia menambahkan ada 10 kasus gigitan sejak Januari hingga Mei 2023 di wilayah kerja Puskesmas Sita dan semua pasien telah mendapatkan VAR.
Baca juga: Timor Tengah Selatan KLB rabies
Baca juga: Pemkab TTS dalami asal mula munculnya anjing rabies
"Sejak Jumat,26 Mei 2023 Pemkab Manggarai Timur telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, diantaranya di rumah-rumah ibadah, tentang rabies dan bagaimana menyikapi jika ada warga yang terkena gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manggarai Timur Boni Hasudungun ketika dihubungi dari Lewoleba, Kabupaten Lembata, Kamis, (1/6/2023).
Pemkab Manggarai Timur memperluas penyebaran informasi terkait bahaya rabies di Flores mengingat adanya kejadian satu pasien yang digigit anjing dan meninggal karena tidak adanya penatalaksanaan HPR yang tepat.
Dia menyebut pasien tersebut digigit anjing pada bulan April tapi tidak langsung dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan vaksin antirabies (VAR). Keterlambatan penanganan itu menyebabkan pasien meninggal pada 25 Mei 2023.
Atas kejadian itu, Pemkab Manggarai Timur melalui Dinas Kesehatan setempat telah menggerakkan para petugas kesehatan yang ada di setiap fasilitas layanan kesehatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Rapat koordinasi pun telah dilakukan beberapa waktu lalu, kata dia, untuk mengambil sejumlah langkah penanganan terhadap kasus rabies yang telah ada di kabupaten tersebut.
Selain memperluas informasi dan memberikan imbauan kepada masyarakat, kata Boni, Dinas Peternakan Manggarai Timur juga ditugaskan untuk segera melaksanakan vaksinasi HPR dimulai dari wilayah Kecamatan Borong kemudian ke wilayah lain.
Satpol PP bersama aparat keamanan, lanjutnya, juga segera melaksanakan eliminasi HPR pada lokasi sekitar kasus gigitan.
Puskesmas Sita di Manggarai Timur merupakan salah satu puskesmas yang aktif memberikan edukasi terkait penanganan rabies.
Kepala Puskesmas Sita Aventinus Gonsales Jamin mengatakan para petugas kesehatan memberikan penjelasan terkait pencegahan dan penanganan rabies baik di puskesmas maupun dari rumah ke rumah.
"Kami selalu memberikan edukasi ke masyarakat apabila tergigit oleh anjing segera lukanya dibersihkan, dicuci menggunakan detergen dan setelah itu langsung diantar ke puskesmas untuk mendapatkan VAR," kata Aventinus.
Dia menambahkan ada 10 kasus gigitan sejak Januari hingga Mei 2023 di wilayah kerja Puskesmas Sita dan semua pasien telah mendapatkan VAR.
Baca juga: Timor Tengah Selatan KLB rabies
Baca juga: Pemkab TTS dalami asal mula munculnya anjing rabies