Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur berkomitmen memperkuat layanan kesehatan untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah tersebut.

"Kabupaten Manggarai Barat ditetapkan sebagai kabupaten super premium, jadi pelayanan kesehatan juga harus super premium," kata Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin, (12/6/2023).

Ia menegaskan AKI dan AKB menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Hal itu berkaitan dengan peningkatan kasus AKI dan AKB selama tiga tahun terakhir.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat mencatat tujuh kasus AKI pada 2020, naik menjadi delapan kasus pada 2022.

Selanjutnya ada 52 kasus AKB pada 2020 yang meningkat menjadi 67 kasus pada 2022.

Weng menjelaskan penyebab kematian ibu didominasi oleh pendarahan, sedangkan kematian bayi didominasi oleh kematian dalam kandungan sebelum ada tanda-tanda persalinan dan berat badan lahir rendah (BBLR).

Menyikapi hal itu, sebagaimana penurunan AKI dan AKB merupakan prioritas pembangunan kesehatan, kata Weng, dibutuhkan pelayanan kesehatan yang maksimal khususnya di rumah sakit terkait keselamatan ibu dan bayi.

Dia menyebut pentingnya peran rumah sakit sebagai layanan fasilitas rujukan untuk memberikan pelayanan yang optimal untuk mencegah kejadian kematian ibu dan bayi.

Rumah sakit pun harus memiliki sumber daya kesehatan yang berkualitas untuk memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat menekan laju AKI dan AKB.

"Para tenaga kesehatan jangan biasa-biasa saja. Harus kerja prima, kerja super premium," katanya.

Baca juga: Pemkab Manggarai Barat ajak wisatawan kunjungi desa-desa wisata

Untuk mendukung penguatan fungsi dari rumah sakit dalam memberikan layanan prima, Pemkab Manggarai Barat didukung berbagai lintas sektor, salah satunya USAID Momentum yang mendampingi lewat kegiatan pengampuan atau Hospital Mentoring, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Manggarai Barat kembangkan pariwisata lewat pelatihan suvenir

Melalui kegiatan itu, para tenaga kesehatan di rumah sakit mendapatkan pendampingan klinis dan manajemen serta penguatan jejaring rujukan, baik kepada rumah sakit maupun fasilitas kesehatan tingkat pertama.

"Kami berterima kasih kepada semua pihak dalam pendampingan ini. Semoga tenaga kesehatan rumah sakit semakin profesional," katanya.

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024