UNFPA soroti tingginya angka kematian ibu pascapersalinan

id Demografi Indonesia,Perkembangan penduduk,Angka lahir Indonesia,unfpa,angka kematian ibu,pascapersalinan

UNFPA soroti tingginya angka kematian ibu pascapersalinan

Dokter Spesialis Kesehatan Seksual dan Reproduksi dari Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Population Fund (UNFPA) Sandeep Nanwani dalam sebuah gelar wicara di Jakarta, Selasa (13/8/2024). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

...Ini sangat pity (menyedihkan), tidak sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia yang meningkat setiap tahunnya  
Jakarta (ANTARA) - Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Population Fund (UNFPA) menyoroti tingginya angka kematian ibu pasca-persalinan di Indonesia.

Dalam sebuah gelar wicara di Jakarta, Selasa, (13/8) Dokter Spesialis Kesehatan Seksual dan Reproduksi dari UNFPA Sandeep Nanwani memaparkan data kematian ibu pasca-persalinan di Indonesia mencapai 189 per 100.000 persalinan.
 
Angka tersebut terbilang tinggi di wilayah Asia Tenggara, kata dia, sebab sejumlah negara tetangga memiliki angka yang lebih rendah, seperti Singapura dengan 7 per 100.000 persalinan, Thailand dengan 29 per 100.000, dan Vietnam dengan 46 per 100.000 persalinan.


 
Dokter Spesialis Kesehatan Seksual dan Reproduksi dari Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Population Fund (UNFPA) Sandeep Nanwani memaparkan data angka kematian ibu pascapersalinan di Asia Tenggara, dalam sebuah gelar wicara di Jakarta, Selasa (13/8/2024). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)
 
 
"Ini sangat pity (menyedihkan), tidak sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia yang meningkat setiap tahunnya," kata Sandeep.
 
Sandeep mengungkapkan perdarahan pasca-persalinan menjadi salah satu faktor utama atas tingginya angka kematian ibu tersebut.
 
Oleh karenanya, ia memaparkan sejumlah langkah berdasarkan studi klinis untuk mengurangi tingginya angka kematian pasca-persalinan yang diakibatkan oleh perdarahan.

Pertama, kata dia, dengan menurunkan angka anemia pada ibu hamil sebanyak 25 persen, yang bisa dilakukan dengan skrining dan pemberian tablet penambah darah pada remaja putri dan calon pengantin.


"Jika ini dilakukan, maka kita bisa menurunkan angka kematian hingga 10 persen," ujarnya.
 
Langkah selanjutnya, kata Sandeep, dengan melakukan deteksi dini perdarahan pasca-persalinan, dari yang rata-rata sekitar 50 persen menjadi 90 persen. Upaya ini bisa menurunkan angka kematian hingga 50 persen.
 
Langkah ketiga, lanjut dia, dengan melakukan tindakan secepat-cepatnya jika ditemukan perdarahan pada saat persalinan, yang bisa mengurangi tingkat kematian hingga 12 persen.
 

"Dan luar biasanya, kalau semua ini dilakukan maka secara efektif angka kematiannya bisa menurun hingga 80 persen," ucap Sandeep.
 
Menurut Sandeep, peran bidan sangat krusial dalam melakukan pencegahan anemia, deteksi awal perdarahan, serta stabilisasi kondisi perdarahan yang dapat menurunkan kematian akibat perdarahan pasca-persalinan sebanyak 80 persen.
 
Oleh karena itu pihaknya mendorong peningkatan kompetensi bidan yang berkualitas serta mengembangkan kompetensi bidan yang berkelanjutan, guna dapat menekan angka kematian ibu pasca-persalinan di Indonesia.
Baca juga: Presiden Jokowi: Cuma ada waktu dua tahun kembangkan SDM demi bonus demografi

Baca juga: Puncak Bonus Demografi 2020-2030


​​​​​​​









Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: UNFPA soroti tingginya angka kematian ibu pascapersalinan di Indonesia