Kupang (ANTARA) - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) telah mengirimkan 19 alumni dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Maranatha Kupang, bekerja di luar negeri, kata Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Maranatha Kupang,NTT Stefanus Mendes Kiik.
"Ini hasil dari kerja sama yang terjalin antara BP2MI dengan Stikes Maranatha," katanya di Kupang, Senin, (18/9/2023).
Hal ini disampaikannya saat membuka kegiatan Kuliah Umum yang menghadirkan juga Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Dia menjelaskan 19 alumni Stikes Maranatha tersebut telah bekerja di Jepang, Arab Saudi dan juga di Eropa yakni di Jerman.
Stefanus menambahkan bahwa kerja sama yang terjalin dengan BP2MI itu sudah berjalan sejak 2022 lalu. Dimana mereka yang bekerja dengan bantuan dari BP2MI itu kini memiliki pemasukan atau gaji yang menjanjikan.
Tak hanya itu melalui BP2MI para alumni yang akan bekerja ke luar negeri diperhatikan secara komprehensif dari negara, baik secara administratif maupun kesehatan dengan melaksanakan medical check up untuk memudahkan mereka bekerja di luar negeri.
Stefanus mengatakan kerja sama pihaknya dengan BP2MI merupakan salah satu upaya agar para lulusan bisa bekerja ke luar negeri dengan keselamatan dan kesejahteraannya yang terjamin oleh negara.
“BP2MI membantu memfasilitasi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui pelatihan bahasa asing agar anak-anak yang memutuskan untuk bekerja ke luar negeri mampu berkomunikasi dengan baik di tempatnya bekerja,”katanya.
Dia mengatakan kerja sama tersebut sebagai bentuk dukungan pihaknya terhadap pemerintah dalam memutus mata rantai Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di NTT.
Menurut Stefanus kerja sama yang terjalin menjadikan Stikes Maranatha sebagai salah satu perguruan tinggi yang update tentang kebutuhan pekerja luar negeri dari BP2MI.
Stefanus berharap para alumni dan mahasiswa dapat memanfaatkan peluang kerjasama pihaknya dengan BP2MI sebagai lembaga resmi yang melindungi PMI serta mendorong mereka bekerja di luar negeri.
Baca juga: BP2MI: Pengiriman uang PMI ke NTT capai Rp140 miliar/tahun
"Ini adalah peluang yang baik karena dengan bekerja di luar negeri anak-anak bisa mendapatkan bekal pengalaman yang baik yang nantinya bisa ditransfer ke masyarakat sekitar ketika tidak menjadi PMI lagi untuk membangun bangsa Indonesia kedepannya,"katanya.
Baca juga: Kepala BP2MI jemput jenasah migran asal NTT dari Malaysia
Dalam kesempatan tersebut juga BP2MI memberikan bantuan senilai Rp100 juta kepada Stikes Maranatha dalam rangka pengembangan kampus dengan mengadakan falitas laboratorium untuk menunjang fasilitas perkuliahan mahasiswanya.
"Ini hasil dari kerja sama yang terjalin antara BP2MI dengan Stikes Maranatha," katanya di Kupang, Senin, (18/9/2023).
Hal ini disampaikannya saat membuka kegiatan Kuliah Umum yang menghadirkan juga Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Dia menjelaskan 19 alumni Stikes Maranatha tersebut telah bekerja di Jepang, Arab Saudi dan juga di Eropa yakni di Jerman.
Stefanus menambahkan bahwa kerja sama yang terjalin dengan BP2MI itu sudah berjalan sejak 2022 lalu. Dimana mereka yang bekerja dengan bantuan dari BP2MI itu kini memiliki pemasukan atau gaji yang menjanjikan.
Tak hanya itu melalui BP2MI para alumni yang akan bekerja ke luar negeri diperhatikan secara komprehensif dari negara, baik secara administratif maupun kesehatan dengan melaksanakan medical check up untuk memudahkan mereka bekerja di luar negeri.
Stefanus mengatakan kerja sama pihaknya dengan BP2MI merupakan salah satu upaya agar para lulusan bisa bekerja ke luar negeri dengan keselamatan dan kesejahteraannya yang terjamin oleh negara.
“BP2MI membantu memfasilitasi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui pelatihan bahasa asing agar anak-anak yang memutuskan untuk bekerja ke luar negeri mampu berkomunikasi dengan baik di tempatnya bekerja,”katanya.
Dia mengatakan kerja sama tersebut sebagai bentuk dukungan pihaknya terhadap pemerintah dalam memutus mata rantai Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di NTT.
Menurut Stefanus kerja sama yang terjalin menjadikan Stikes Maranatha sebagai salah satu perguruan tinggi yang update tentang kebutuhan pekerja luar negeri dari BP2MI.
Stefanus berharap para alumni dan mahasiswa dapat memanfaatkan peluang kerjasama pihaknya dengan BP2MI sebagai lembaga resmi yang melindungi PMI serta mendorong mereka bekerja di luar negeri.
Baca juga: BP2MI: Pengiriman uang PMI ke NTT capai Rp140 miliar/tahun
"Ini adalah peluang yang baik karena dengan bekerja di luar negeri anak-anak bisa mendapatkan bekal pengalaman yang baik yang nantinya bisa ditransfer ke masyarakat sekitar ketika tidak menjadi PMI lagi untuk membangun bangsa Indonesia kedepannya,"katanya.
Baca juga: Kepala BP2MI jemput jenasah migran asal NTT dari Malaysia
Dalam kesempatan tersebut juga BP2MI memberikan bantuan senilai Rp100 juta kepada Stikes Maranatha dalam rangka pengembangan kampus dengan mengadakan falitas laboratorium untuk menunjang fasilitas perkuliahan mahasiswanya.