Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa, 19/9/2023) pagi WIB) menjadi bertengger di level tertingginya dalam lebih dari dua minggu, mendapat dukungan dari pelemahan dolar AS menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve pekan ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi ditutup pada 1.953,40 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.955,70 dolar AS dan terendah di 1.943,80 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 13,40 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.946,20 dolar AS pada Jumat (15/9/2023), setelah naik tipis 0,30 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.932,80 dolar AS pada Kamis (14/9/2023), dan tergelincir 2,60 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.932,50 dolar AS pada Rabu (13/9/2023).
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, turun 0,3 persen menjadi 105,04 pada perdagangan Senin (18/9/2023).
Emas terjebak dalam kisaran perdagangan yang ketat karena investor menunggu hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) selama dua hari yang akan berakhir pada Rabu (20/9/2023) dengan pengumuman setelah penutupan pasar.
Emas telah bertahan, mencerna kenaikan sebelumnya, sementara “tekanan di luar fundamental,” seperti penguatan imbal hasil obligasi pemerintah dan penguatan dolar AS “gagal secara tegas mendorong harga turun,” kata Adam Koos, presiden Libertas Wealth Management Group, seperti dikutip Market Watch. "Ini adalah hal positif bagi emas, menurut pendapat saya."
Inflasi tidak lagi menjadi faktor penting karena disinflasi terus menjadi “normal baru,” kata Koos. "Jadi, walaupun keputusan Fed pada Rabu (20/9/2023) pasti akan memberikan dampak, dan meskipun Ketua Fed Jerome Powell pasti bisa menaikkan suku bunga lagi sebesar 0,25 persen dengan retorika yang cenderung ke arah 'hati-hati', kita semua tahu bahwa suatu hari nanti -- entah itu minggu ini atau akhir tahun ini - The Fed akan berhenti melakukan pengetatan dan rencana mereka akan beralih ke salah satu rencana 'selanjutnya'."
Yang akan terjadi selanjutnya kemungkinan besar adalah periode "normalitas pasar, di mana pasar bertindak sendiri-sendiri, dan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak yang tidak terlihat," diikuti oleh suatu saat di masa depan - bahkan mungkin pada tahun 2024, ketika The Fed mulai melakukan pemotongan suku bunga," kata Koos. Hal itu "tentu saja akan baik untuk emas berjangka."
Federal Reserve secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada akhir pertemuan dua hari pada Rabu (20/9/2023), namun inflasi yang lebih tinggi akan menghasilkan pandangan yang hawkish
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 11,20 sen atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 23,498 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 8,80 dolar AS atau 0,95 persen, menjadi menetap pada 938,30 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas mencatat kenaikan mingguan
Baca juga: Emas jatuh karena inflasi AS naik
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas berakhir di tertinggi lebih dari 2 minggu jelang pertemuan Fed
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi ditutup pada 1.953,40 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.955,70 dolar AS dan terendah di 1.943,80 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 13,40 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.946,20 dolar AS pada Jumat (15/9/2023), setelah naik tipis 0,30 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.932,80 dolar AS pada Kamis (14/9/2023), dan tergelincir 2,60 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.932,50 dolar AS pada Rabu (13/9/2023).
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, turun 0,3 persen menjadi 105,04 pada perdagangan Senin (18/9/2023).
Emas terjebak dalam kisaran perdagangan yang ketat karena investor menunggu hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) selama dua hari yang akan berakhir pada Rabu (20/9/2023) dengan pengumuman setelah penutupan pasar.
Emas telah bertahan, mencerna kenaikan sebelumnya, sementara “tekanan di luar fundamental,” seperti penguatan imbal hasil obligasi pemerintah dan penguatan dolar AS “gagal secara tegas mendorong harga turun,” kata Adam Koos, presiden Libertas Wealth Management Group, seperti dikutip Market Watch. "Ini adalah hal positif bagi emas, menurut pendapat saya."
Inflasi tidak lagi menjadi faktor penting karena disinflasi terus menjadi “normal baru,” kata Koos. "Jadi, walaupun keputusan Fed pada Rabu (20/9/2023) pasti akan memberikan dampak, dan meskipun Ketua Fed Jerome Powell pasti bisa menaikkan suku bunga lagi sebesar 0,25 persen dengan retorika yang cenderung ke arah 'hati-hati', kita semua tahu bahwa suatu hari nanti -- entah itu minggu ini atau akhir tahun ini - The Fed akan berhenti melakukan pengetatan dan rencana mereka akan beralih ke salah satu rencana 'selanjutnya'."
Yang akan terjadi selanjutnya kemungkinan besar adalah periode "normalitas pasar, di mana pasar bertindak sendiri-sendiri, dan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak yang tidak terlihat," diikuti oleh suatu saat di masa depan - bahkan mungkin pada tahun 2024, ketika The Fed mulai melakukan pemotongan suku bunga," kata Koos. Hal itu "tentu saja akan baik untuk emas berjangka."
Federal Reserve secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada akhir pertemuan dua hari pada Rabu (20/9/2023), namun inflasi yang lebih tinggi akan menghasilkan pandangan yang hawkish
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 11,20 sen atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 23,498 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 8,80 dolar AS atau 0,95 persen, menjadi menetap pada 938,30 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas mencatat kenaikan mingguan
Baca juga: Emas jatuh karena inflasi AS naik
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas berakhir di tertinggi lebih dari 2 minggu jelang pertemuan Fed