Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim hujan periode 2023/2024 di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan terlambat atau mundur dibandingkan keadaan normal.
"Adanya fenomena El Nino saat ini dengan intensitas moderat dan fenomena IOD yang positif berkontribusi pada mundurnya awal musim hujan dan durasi hujan yang lebih pendek terhadap normalnya," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II BMKG NTT, Rahmattulloh Adji, dalam rilis Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 NTT di Kupang, Rabu, (20/9/2023).
Dalam keadaan normal, lanjutnya, musim hujan di NTT berada pada Oktober-November. Namun dari total 28 Zona Musim (ZoM) di NTT saat ini, sebanyak 19 ZoM atau 68 persen diprakirakan mengalami musim hujan pada Desember 2023. Selanjutnya sembilan ZoM atau 32 persen akan mengawali musim hujan pada November 2023.
Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis 1991-2000, kata dia, awal musim hujan di NTT kali ini terlambat dibandingkan normalnya dan terjadi pada 16 ZoM.
"Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Februari 2024," katanya.
Adji menyampaikan musim hujan yang tiba terlambat atau mundur dapat dimanfaatkan pada sektor pertanian untuk mengawali aktivitas musim tanam lebih awal.
Namun BMKG mengimbau segenap pemangku kepentingan dan masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memasuki musim hujan lebih awal dibanding normalnya dan mengantisipasi dampaknya.
BMKG berharap adanya persiapan penanganan dan mitigasi kemungkinan terjadinya bencana, terutama di wilayah rentan terhadap bencana banjir.
Adji berpesan agar pemerintah daerah (pemda) lebih optimal melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan normalisasi aliran sungai, daerah tampungan air, drainase, serta fasilitas penunjang lain.
Selain itu pemda juga dapat melakukan penyuluhan pembuatan sumur resapan di sekitar pemukiman rawan terdampak bencana banjir.
"Perlu diperhatikan juga pada masa transisi dari kemarau ke musim hujan, itu biasanya ada angin kencang dengan hujan intensitas lebat," katanya.
Berdasarkan data BMKG, sembilan ZoM yang akan mengawali musim hujan pada November 2023 yakni Manggarai Barat bagian tengah, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo bagian barat, Kupang bagian tengah dan timur, Timor Tengah Selatan bagian barat dan utara, Timor Tengah Utara bagian barat dan timur laut, Belu bagian utara, Sumba Barat bagian timur, Sumba Tengah bagian selatan, serta Sumba Timur bagian tengah.
Baca juga: BMKG sebut hujan sangat rendah pada enam kecamatan di Mabar
Baca juga: BMKG: 45 wilayah di NTT alami HTH kategori ekstrem panjang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG prakirakan musim hujan di NTT bakal mundur ke November-Desember
"Adanya fenomena El Nino saat ini dengan intensitas moderat dan fenomena IOD yang positif berkontribusi pada mundurnya awal musim hujan dan durasi hujan yang lebih pendek terhadap normalnya," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II BMKG NTT, Rahmattulloh Adji, dalam rilis Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 NTT di Kupang, Rabu, (20/9/2023).
Dalam keadaan normal, lanjutnya, musim hujan di NTT berada pada Oktober-November. Namun dari total 28 Zona Musim (ZoM) di NTT saat ini, sebanyak 19 ZoM atau 68 persen diprakirakan mengalami musim hujan pada Desember 2023. Selanjutnya sembilan ZoM atau 32 persen akan mengawali musim hujan pada November 2023.
Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis 1991-2000, kata dia, awal musim hujan di NTT kali ini terlambat dibandingkan normalnya dan terjadi pada 16 ZoM.
"Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Februari 2024," katanya.
Adji menyampaikan musim hujan yang tiba terlambat atau mundur dapat dimanfaatkan pada sektor pertanian untuk mengawali aktivitas musim tanam lebih awal.
Namun BMKG mengimbau segenap pemangku kepentingan dan masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memasuki musim hujan lebih awal dibanding normalnya dan mengantisipasi dampaknya.
BMKG berharap adanya persiapan penanganan dan mitigasi kemungkinan terjadinya bencana, terutama di wilayah rentan terhadap bencana banjir.
Adji berpesan agar pemerintah daerah (pemda) lebih optimal melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan normalisasi aliran sungai, daerah tampungan air, drainase, serta fasilitas penunjang lain.
Selain itu pemda juga dapat melakukan penyuluhan pembuatan sumur resapan di sekitar pemukiman rawan terdampak bencana banjir.
"Perlu diperhatikan juga pada masa transisi dari kemarau ke musim hujan, itu biasanya ada angin kencang dengan hujan intensitas lebat," katanya.
Berdasarkan data BMKG, sembilan ZoM yang akan mengawali musim hujan pada November 2023 yakni Manggarai Barat bagian tengah, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo bagian barat, Kupang bagian tengah dan timur, Timor Tengah Selatan bagian barat dan utara, Timor Tengah Utara bagian barat dan timur laut, Belu bagian utara, Sumba Barat bagian timur, Sumba Tengah bagian selatan, serta Sumba Timur bagian tengah.
Baca juga: BMKG sebut hujan sangat rendah pada enam kecamatan di Mabar
Baca juga: BMKG: 45 wilayah di NTT alami HTH kategori ekstrem panjang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG prakirakan musim hujan di NTT bakal mundur ke November-Desember